Hingga saat ini membedakan gangguan yang disebabkan oleh penyakit atau hama yang menyerang tanaman, khususnya pada tanaman padi oleh sebagian kalangan petani masih rancu dan membingungkan. Untuk itu kita bisa belajar bersama membedakan, mengamati dan mendalami apa yang menjadi penyebab untuk menemukan cara mengatasinya dengan tepat.
Pada kesempatan ini, kita akan membahas gangguan pada tanaman padi yang disebabkan oleh penyakit. Penyakit pada tanaman padi itu bisa ditimbulkan oleh beberapa sebab antara lain oleh jamur, bakteri, virus, dan atau karena keadaan tanah itu sendiri.
Salah satunya sering kita temui jika pada tanaman padi yang baru beberapa saat ditanam, tadinya dalam keadaan hijau dan baik, tapi tiba-tiba terlihat mulai menguning seperti terbakar (klorosis). Pada pertumbuhannya ditemukan gejala kerdil (tidak mau tumbuh), akarnya tampak coklat kekuningan, dan keseluruhan daun berwarna kecoklatan hingga akhirnya habis yang berujung terjadinya kematian pada jaringan batang serta akarnya. Inilah yang dinamakan tanaman padi terjangkit “asem-aseman”, begitu petani biasa menyebutnya.
Gejala terkena asem-aseman ini biasanya muncul hampir tiap tahun pada musim tanam II, yaitu antara bulan Maret-April pada umur 2-4 minggu setelah tanam terutama musim kemarau (juga bisa dimusim hujan). Kejadian seperti ini akan semakin banyak dijumpai pada lahan sawah yang kandungan C-organiknya rendah, ditambah kebiasaan petani kita yang menggenangi sawahnya dengan tujuan untuk menekan pertumbuhan gulma terutaman saat tanaman masih di usia muda. Pada lahan dengan drainase yang buruk (tidak mendapat masukkan dan air sulit dibuang dari petakan), juga akan dipastikan sangat mudah terjangkiti asem-aseman ini. Kondisi ini jelas akan mengurangi suplai dan proses pertukaran oksigen di dalam tanah, yang mana fungsinya sangat penting bagi perkembangan akar. Disebut juga gejala asem-aseman ini terjadi, karena proses perombakan/pelapukan bahan organik sisa jerami oleh mikroorganisme di lahan tersebut yang belum selesai.
Namun biasanya sebagian petani masih menganggap, bahwa kondisi tanaman yang demikian karena kekurangan unsur hara dengan kandungan N. Akhirnya ditambahlah pemakaian pupuk Urea yang mana bukannya daun menjadi hijau kembali, tapi malah akan semakin memperparah kondisi. Karena perlakuan seperti ini membuat terjadinya penurunan pH, tanah menjadi semakin asam, akhirnya tanaman keracunan Fe dan Na juga bisa timbul senyawa berbahaya seperti Asam Sulfat (H2SO4). Apalagi jika tanaman masih muda, bisa tambah makin parah jika dibarengi adanya serangan sundep (penggerek batang).
Belajar dari pengalaman dan pengamatan di lahan juga sharing dari beberapa teman petani lain yang sudah lebih dulu tahu, ternyata mengatasi gejala terkena asem-aseman tidaklah sulit.
Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi atau bisa mencegah terjadinya asem-aseman pada tanaman padi :
1.Perbaiki drainase lahan agar air bisa segera dibuang tidak terus menggenang, atau bisa dibuat parit di sekeliling petakan lahan untuk memudahkan air terkumpul di pinggir.
2.Melakukan penundaan waktu tanam sampai proses pelapukan sisa bahan organik selesai dengan sempurna, bisa tambahkan bahan perombak berbahan mikroorganisme tangguh untuk mempercepat proses. Imbangi dengan pengolahan lahan yang baik. Tambahkan setiap proses pengolahan lahan dengan pupuk kompos/kohe yang sudah matang sempurna minimal 2 ton per hektar, agar ketersediaan hara tetap terjaga dan meningkatkan sediaan C-Organik. Sehingga memperbesar daya serap air dan meremajakan tanah, sekalian bisa mengurangi pemakaian urea. Juga bisa tambahkan ZnSO4 15-20 kg per hektar lahan. Jika sudah terlanjur muncul gejala asem-aseman, undur jadwal pemupukan dengan unsur N bisa 20 HST atau lebih. Ganti sumber unsur N dari ZA, dan perhatikan asupan pupuk berimbang dengan kandungan P dan K sesuai anjuran. Karena akar sedang bermasalah, berikan juga larutan pupuk Zinc (ZnSO4) atau pupuk yang mengandung unsur Zn melalui aplikasi semprot pada daun 4-5 sendok makan per 14 liter air untuk membantu memulihkannya. (dengan Bio Optifarm juga mengandung Zinc, dosis aplikasi 3 tutup untuk 14 liter air) Pada lahan sawah dengan pola tanam padi-padi-padi, dianjurkan juga untuk menggunakan varietas yang lebih toleran tehadap asem-aseman seperti Kalimas-Sintanur-Membramo. Demikian beberapa cara untuk mengatasi asem-aseman yang bisa kita lakukan, dengan melakukan pengamatan harian pada lahan (rajin ditengok/ditiliki sawahe), diharapkan penanganan pada masalah yang timbul bisa segera tertangani dengan cepat. Apalagi jika ada tanda-tanda serangan hama maupun penyakit lainnya, sehingga kerugian yang akan terjadi bisa dihindari seminimal mungkin. Penambahan dengan POC plus Hayati Majemuk Bio Optifarm juga sangat kami anjurkan, karena selain mengandung mikroorganisme tangguh untuk mempercepat proses perombakan bahan organik. Kandungan Zinc (Zn) dan C-Organik yang ada didalamnya, juga membantu mempercepat pemulihan tanaman padi yang terkena gejala asem-aseman. Mikroorganisme didalam Bio Optifarm juga bisa turut membantu menormalkan kembali kondisi pH tanah yang terlanjur asam. Pemberian dengan dosis yang tepat akan memaksimalkan hasil. Mohon maaf jika ada kekurangannya karena keterbatasan ilmu kami, semoga ini bermanfaat.