Untuk memacu peningkatan roduksi eras nasional
di perlukan beberapa strategi antara lain:
1) perluasan areal tanam denganmencetak sawah baru,
2) peningkatan produktivitas lahandan
3) perluasan areal panen melaluipeningkatan IP (indeks panen).
Budidaya padi salibu dapat memacu peningkatan
produksi padi dengan meningkatkan IP (indekpertanaman). Beberapa keuntungan
budidaya salibu diantaranya adalah umurnya relatif lebih pendek, kebutuhan air
lebih sedikit, biaya produksi lebih rendah karena penghematan dalam pengolahan
tanah,penanaman,penggunaan bibit dan kemurnian genetik lebih terpelihara.
Pertumbuhan tunas-tunas terjadi salah satunya
karena adanya perlakuan pemangkasan. Tinggi pemangkasan batang menentukan
jumlah mata tunas yang ada untuk pertumbuhan ulang, maka tinggi pangkasan
berpengaruh terhadap kemampuan pembentukan tunas salibu.
Budidaya padi salibu adalah salah satu inovasi
teknologi untuk memacu produktivitas/ peningkatan produksi. Pada budidaya padi
salibu ada beberapa faktor yang berpengaruh antara lain;
1) tinggi pemotongan batang sisa panen,
2) varietas,
3) kondisi air tanah setelah panen,dan
4) pemupukan.
Padi Salibu merupakan tanaman padi yang tumbuh
lagi setelah batang sisa panen ditebas/dipangkas, tunasakan muncul dari buku
yang ada di dalam tanah tunas ini akan mengeluarkan akar baru sehingga suplay
hara tidak lagi tergantung pada batang lama,tunas ini bisa membelah atau
bertunas lagi seperti padi tanaman pindah biasa, inilah yang membuat
pertumbuhan dan produksinya sama atau lebih tinggi dibanding tanaman pertama
(ibunya).
Padi salibu berbeda dengan padi ratun, ratun
adalah padi yang tumbuh dari batang sisa panen tanpa dilakukan pemangkasan batang.
tunas akan muncul pada buku palingatas, suplay hara tetap dari batang lama.
Pertumbuhan tunas setelah dipotong sangat dipengaruhi oleh ketersedian air
tanah, dan pada saat panen sebaiknya kondisi air tanah dalam keadaan kapasitas
lapang.
Untuk mengimbangi kebutuhan unsur hara pada masa
pertumbuhan anakan padi. salibu perlu pemupukan yang cukup,terutama hara
nitrogen. Unsur nitrogen merupakan komponen utama dalam sintesis protein,
sehingga sangat dibutuhkan pada fase vegetatif tanaman, khususnya dalam proses
pembelahan sel. Tanaman yang cukup mendapatkan nitrogen memperlihatkan daun
yang hijau tua dan lebar, fotosintesis berjalan dengan baik,unsur nitrogena
dalah faktor penting untuk produktivitas tanaman.
Budidaya salibu akan meningkatkan indek panen
karena,tidak lagi melakukan pengolahan tanah,persemaian dan tanam, sehingga
rentang waktu produksi lebih pendek. Budidaya ini secara tidak lansung juga
dapat menanggulangi keterbatasan varietas unggul, karena pertumbuhan tanaman
selanjutnya terjadi secara vegetative maka mutu varietas tetap sama dengan
tanaman pertama. Budidaya padi salibu akan lebih ekonomis sekitar 45 %dibanding
budidaya tanam pindah,hal inilah yang meningkatkan pendapatan petani.
Metodologi Pelaksanaan Salibu :
1. Menjaga Kelembaban Tanah
Pada kondisi lahan sawah yang terlalu kering, segera setelah padi dipanen lahan
digenangi air setinggi ±5 cm selama 2-3 hari, kemudian saluran pembuangan air
dilepas kembali. Tujuannya adalah untuk menjaga kelembapan tanah dan
menghindari agar batang padi yang masih berdiri tidak mati kekeringan.
2. Pemberian Pupuk Kandang,
pemotongan batang dan menaburJerami Sebelum melakukan pemotongan batang, pupuk
kandang diberikan pada lahan terlebih dahulu dengan kebutuhan 1 ton/ha.
Pemotongan dilakukan pada pangkal batang
menggunakan mesin potong rumput dengan ketinggian ± 5 cm dari permukaan tanah.
Setelah selesai melakukan pemotongan maka semua jerami baik sisa pemanenan
ataupun bekas pemotongan batang ditabur mera tadi permukaan lahan. tunggul padi
tidak ada yang tertutup oleh tumpukan jerami, kalau itu terjadi maka tunas baru
tidak akan tumbuh.
3. Memupuk Dan Melumpurkan Tanah
Untuk merangsang pertumbuhan maka kurang lebih dua minggu setelah pemotongan
pangkal batang atau setelah sebagian besar tunas muncul ke permukaan maka
dilakukan pemupukan pertama dengan cara menaburkan pupuk Urea diantara rumpun
padi secara merata sebanyak 150 kg/ ha. Untuk menjaga pertumbuhan dan ketersediaan
air maka pertahankan kondisi air dipermukaan lahandalam keadaan macak –
macak,dimana saluran pemasukan dan pengeluaran air dalam keadaan tertutup.
Untuk melumpurkan tanahdi hamparan persawahan
maka dilakukan dengan cara menginjak –injak tanah dan jerami diantara rumpun
padi sampai jeraminya terbenam kedalam tanah. Perlakuan menginjak – injak tanah
dan jerami tersebut disamping untuk melumpurkan tanah danmempercepat proses
pelapukan jerami juga sebagai upaya untuk penyiangan. Penyiangan dilakukan
bersamaan dengan pemberian pupuk Urea sebanyak 150 kg/ha.
Pemupukan kedua dilakukan pada tanaman berumur
40 hari, pupuk yang diberikan adalah SP36 125 kg dan KCl diberikan sebanyak 25
kg. Pemupukan KCl dilakukan dengan ½ dosis dari dosis anjuran.
4. Pengendalian Hama danPenyakit
Karena tidak ada masa berat antara satu daur hidup tanaman dengan daur hidup berikutnya
maka penerapan sistem budidaya padi salibu akan lebih rentan terhadap berbagai
kemungkinan serangan hama dan penyakit.
5. Panen dan Pasca Panen
Panen Penentuan saat panen tanaman pangan bijian merupakan syarat awal mutu
yang baik. Pada budidaya padi salibu panen bisa dilakukan pada umur ± 90 hari.
Jika terlambat memanen padi, akan mengakibatkan banyak biji yanag tercecer atau
busuk sehingga mengurangi produksi. 10 hari menjelang panen sebaiknya sawah
dikeringkan, tujuannya adalah untuk menyerempakkan pematanagan gabah
Siklus daur tanam seperti ini bisa dilakukan
lebih tiga kali.
Selamat Mencoba
Sumber : https://indonesiabertanam.com