TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI SALIBU
Menurut Erdiman, peneliti dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatera Barat, yang pertama kali mengenalkan budidaya padi Salibu, teknologi budidaya padi Salibu merupakan cara menanam padi dengan sekali tanam namun bisa dipanen lebih dari tiga kali. “Padi Salibu dapat tumbuh lagi setelah batang sisa panen dipangkas. Tunas akan muncul dari buku yang ada di dalam tanah. Tunas tersebut akan mengeluarkan akar baru sehingga pasokan unsur hara tidak lagi tergantung dengan batang lama,” jelasnya. Menurutnya, tunas tersebut bisa membelah atau bertunas lagi seperti padi tanam pindah sehingga membuat pertumbuhan dan produksinya sama tinggi, bahkan lebih tinggi dibandingkan tanaman induknya. Ini yang membuat padi Salibu berbeda dengan padi ratun yang tumbuh dari batang sisa panen tanpa dilakukan pemangkasan batang. Sumber : tabloit sahabat petani
KEBUTUHAN UNSUR HARA PADI SALIBU
Untuk memenuhi kebutuhan unsur hara pada masa pertumbuhan anakan padi, perlu dilakukan pemupukan yang cukup, terutama hara nitrogen. Unsur nitrogen merupakan komponen utama dalam sintesis protein, sehingga sangat dibutuhkan pada fase vegetatif tanaman, khususnya dalam proses pembelahan sel. Tanaman yang cukup mendapatkan nitrogen memperlihatkan daun yang hijau tua dan lebar, fotosintesis berjalan dengan baik,unsur nitrogena dalah faktor penting untuk produktivitas tanaman.
Cara budidaya ini akan meningkatkan indek panen, sebab petani tidak lagi perlu melakukan pengolahan tanah, persemaian dan tanam, sehingga rentang waktu produksi lebih pendek.
Budidaya ini secara tidak lansung juga dapat menanggulangi keterbatasan varietas unggul, karena pertumbuhan tanaman selanjutnya terjadi secara vegetative maka mutu varietas tetap sama dengan tanaman pertama. Budidaya padi ini akan lebih ekonomis sekitar 45 % dibanding budidaya tanam pindah, hal ini akan menguntungkan bagi petani.
TEKNIS BUDIDAYA TANAM PADI PADI SALIBU
Sebelum melakukan pemotongan batang, pupuk kandang diberikan pada lahan terlebih dahulu dengan kebutuhan 1 ton/ha. Pemotongan dilakukan pada pangkal batang menggunakan mesin potong rumput dengan ketinggian ± 5 cm dari permukaan tanah. Setelah selesai melakukan pemotongan maka semua jerami baik sisa pemanenan ataupun bekas pemotongan batang ditabur merata di permukaan lahan. Jaga supaya tunggul padi tidak ada yang tertutup oleh tumpukan jerami, kalau itu terjadi maka tunas baru tidak akan tumbuh.
Setelah penyabitan batang padi saat panen pertama, tunas baru akan muncul dari buku yang ada di dalam tanah. Tunas padi ini akan mengeluarkan akar baru sehingga suplay hara tidak lagi tergantung pada batang lama. Tunas padi yang baru dapat beranak seperti padi tanaman yang ditanam dengan cara pindah biasa, inilah yang membuat pertumbuhan dan produksinya sama atau lebih tinggi dibanding tanaman pertama (induknya).
PEMUPUKAN, PELUMPURAN, & PENYIANGAN PADI SALIBU
Untuk merangsang pertumbuhan tanaman baru, maka dua minggu setelah pemotongan pangkal batang atau setelah sebagian besar tunas muncul ke permukaan, dilakukan pemupukan pertama dengan cara menaburkan unsur nitrogen (N) diantara rumpun padi secara merata sebanyak 150 kg/ ha. Untuk menjaga pertumbuhan dan ketersediaan air maka pertahankan kondisi air dipermukaan lahan dalam keadaan macak – macak, dimana saluran pemasukan dan pengeluaran air dalam keadaan tertutup.
Untuk melumpurkan tanah di hamparan persawahan maka dilakukan dengan cara menginjak –injak tanah dan jerami diantara rumpun padi sampai jeraminya terbenam kedalam tanah. Perlakuan menginjak – injak tanah dan jerami tersebut disamping untuk melumpurkan tanah dan mempercepat proses pelapukan jerami juga sebagai upaya untuk penyiangan.
Penyiangan dilakukan bersamaan dengan pemberian pupuk N sebanyak 150 kg/ha.
Pemupukan kedua dilakukan pada tanaman berumur 40 hari, pupuk yang diberikan adalah unsur P 125 kg dan KCl diberikan sebanyak 25 kg. Pemupukan KCl dilakukan dengan ½ dosis dari dosis anjuran.
DAYA TAHAN PADI SALIBU TERHADAP PENYAKIT & HAMA
Karena tidak ada masa rentan antara satu daur hidup tanaman dengan daur hidup berikutnya maka penerapan sistem budidaya padi cara ini akan lebih tahan terhadap berbagai kemungkinan serangan hama dan penyakit.PADI SALIBU BISA PANEN LEBUH DARI TIGA KALI
Pada budidaya padi ini, panen ke dua bisa dilakukan pada umur ± 90 hari. Jika terlambat memanen padi, akan mengakibatkan banyak biji yanag tercecer atau busuk sehingga mengurangi produksi.
Sepuluh (10) hari menjelang panen sebaiknya sawah dikeringkan, tujuannya adalah untuk menyerempakkan pematanagan gaba. Siklus daur tanam seperti ini bisa dilakukan lebih tiga kali.
Sumber:
- Tanto de Hobbo, NEITSA, AgriculturesNetwork.org
- Indonesia bertanam, teknologi salibu
- BPPadi Litbang Pertanian
- Tabloit Sahabat Petani
0 komentar:
Posting Komentar