Jumat, 25 Maret 2016

Memadukan Pemeliharaan dengan Fase Tanaman Padi

Tanaman padi memiliki satu siklus kehidupan yang dimulai saatbenih berkecambah sampai dengan tanaman padi menghasilkan gabah yang sudah matang penuh. Dalam satu siklus hidup, tanaman padi mengalami 3 fase penting, yaitu fase vegetatif, fase generatif, dan fase pematangan. Masing-masing fase akan mengalami kondisi spesifik yang membutuhkan perlakuan yang tepat agar tanaman padi dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik.
Fase vegetatif merupakan fase pertumbuhan yang dimulai dari benih berkecambah sampai dengan terbentuknya anakan secara maksimal. Tanaman padi yang ditanam dengan cara pindah tanam (transplanting), fase ini mencakup tahap pemulihan, pertumbuhan perakaran, dan pembentukan anakan. Lama fase ini untuk varietas yang berumur genjah (rata-rata 110 hari setelah sebar) kurang lebih 40 hari.
Pembentukan sistem perakaran. Setelah masa pemulihan, perakaran baru mulai tumbuh dan berkembang sehingga proses penyerapan air dan unsur hara mulai terjadi. Selama masa ini tanaman membutuhkan kondisi tanah yang basah/lembab dan lunak, serta unsur hara nitrogen dan phosphor tersedia. Aplikasi Petroganik sebelum tanam akan memperbaiki struktur tanah yang akan membantu perkembangan perakaran. Kekurangan air dan unsur hara menyebabkan perkembangan akar-akar baru terhambat.
Pembentukan anakan. Tanaman padi yang ditanam dengan sistim pindah tanam (transplanting), pembentukan anakan dimulai ± 10 hari setelah tanam (HST) dan puncak pembentukan anakan (anakan aktif) terjadi berkisar umur 20-30 HST. Pada umur tersebut merupakan masa kritis air, dimana kekurangan air akan menghambat proses pembentukan anakan. Laju pertumbuhan dan pembentukan anakan pada fase ini akan meningkat, sehingga unsur hara dalam tanah khususnya nitrogen harus tercukupi. Aplikasi Urea dan PHONSKA dalam jumlah yang cukup harus diberikan sebelum tanaman aktif membentuk anakan.
Fase generatif merupakan fase pembentukan organ reproduktif atau perkembangbiakan. Fase ini membutuhkan waktu 35 hari setelah fase vegetatif lambat terlewati, yaitu: pembentukan bakal malai (primordia), masa bunting, dan pembungaan. Pada fase inilah komponen hasil seperti jumlah malai per satuan luas dan jumlah gabah per malai terbentuk.
Primordia. Disebut juga dengan inisiasi malai, yaitu tahap dimulainya proses pembentukan malai sampai malai terbentuk sempurna. Pada tahap ini panjang malai, jumlah bulir, dan jumlah gabah yang akan diisi pada fase selanjutnya akan dibentuk. Input atau ketersediaan unsur hara dan air yang tidak mencukupi selama tahap ini akan menyebabkan panjang malai, jumlah bulir, dan jumlah gabah dalam satu malai yang terbentuk tidak maksimal, sekalipun varietas yang ditanam memiliki jumlah butir per malai tinggi
(> 200 butir). Sehingga air harus tersedia dan pemberian pupuk susulan (PHONSKA dan Urea) dilakukan sebelum primordia. Intensitas sinar matahari pada tahap ini akan mempengaruhi ukuran gabah yang terbentuk.
Bunting. Setelah fase primordia, malai muda mengalami peningkatan ukuran dan berkembang keatas didalam pelepah daun bendera menyebabkan pelepah daun menggembung. Penggembungan pelepah daun inilah yang disebut bunting.
Pembungaan. Merupakan tahap keluarnya malai sampai dengan terjadinya persarian. Dalam satu rumpun, diperlukan waktu 10-14 hari bagi malai untuk keluar. Lamanya periode tersebut disebabkan perbedaan laju perkembangan antar individu tanaman dalam satu rumpun. Apabila 50% malai telah keluar, maka pertanaman dianggap sudah dalam fase pembungaan. Sehari setelah malai keluar, terjadilah pembuahan. Dalam satu malai proses pembuahan selesai dalam waktu 5 hari. Tahap ini merupakan masakritis kedua, dimana ketersediaan air sangat dibutuhkan untuk proses pembungaan. Air diupayakan setinggi 3-5 cm dan dibiarkan sampai tahap pengisian gabah selesai.
Fase pemasakan merupakan fase akhir dari siklus hidup tanaman padi. Fase ini membutuhkan waktu kurang lebih 30 hari mulai pengisian gabah sampai gabah matang penuh.
Pengisian gabah. Proses pengisian berlangsung kurang lebih 10
sejak berbunga. Pada tahap ini malai sudah terkulai dan apabila gabah dipencet akan keluar cairan berwarna putih.
Pematangan. Kurang lebih 7 hari setelah gabah berisi penuh, gabah sudah masuk tahap matang kuning yang ditandai gabah sudah menguning. Isi gabah sudah mengeras, namun masih mudah dipecah dengan kuku. Dan 7 hari kemudian, gabah sudah semakin keras dan susah untuk dipecah dengan kuku. Tahap ini disebut periode matang penuh. Pada fase tersebut kebutuhan air secara berangsur-angsur mulai berkurang sampai tahap matang kuning. Pengeringan lahan diupayakan dimulai setelah proses pengisian selesai. Pengeringan atau kekeringan yang terjadi sebelum gabah berisi penuh, menyebabkan banyak gabah hampa, dan beras mudah pecah. Sedangkan pengeringan yang terlambat memicu tanaman mudah rebah.
Sumber : http://tabloidsahabatpetani.com

0 komentar:

Posting Komentar