Tanaman padi memiliki satu siklus kehidupan yang dimulai saatbenih
berkecambah sampai dengan tanaman padi menghasilkan gabah yang sudah
matang penuh. Dalam satu siklus hidup, tanaman padi mengalami 3 fase
penting, yaitu fase vegetatif, fase generatif, dan fase pematangan.
Masing-masing fase akan mengalami kondisi spesifik yang membutuhkan
perlakuan yang tepat agar tanaman padi dapat tumbuh dan berproduksi
dengan baik.
Fase vegetatif merupakan fase pertumbuhan yang dimulai dari benih
berkecambah sampai dengan terbentuknya anakan secara maksimal. Tanaman
padi yang ditanam dengan cara pindah tanam (transplanting), fase ini
mencakup tahap pemulihan, pertumbuhan perakaran, dan pembentukan anakan.
Lama fase ini untuk varietas yang berumur genjah (rata-rata 110 hari
setelah sebar) kurang lebih 40 hari.
Pembentukan sistem perakaran. Setelah masa pemulihan, perakaran baru
mulai tumbuh dan berkembang sehingga proses penyerapan air dan unsur
hara mulai terjadi. Selama masa ini tanaman membutuhkan kondisi tanah
yang basah/lembab dan lunak, serta unsur hara nitrogen dan phosphor
tersedia. Aplikasi Petroganik sebelum tanam akan memperbaiki struktur
tanah yang akan membantu perkembangan perakaran. Kekurangan air dan
unsur hara menyebabkan perkembangan akar-akar baru terhambat.
Pembentukan anakan. Tanaman padi yang ditanam dengan sistim pindah tanam
(transplanting), pembentukan anakan dimulai ± 10 hari setelah tanam
(HST) dan puncak pembentukan anakan (anakan aktif) terjadi berkisar umur
20-30 HST. Pada umur tersebut merupakan masa kritis air, dimana
kekurangan air akan menghambat proses pembentukan anakan. Laju
pertumbuhan dan pembentukan anakan pada fase ini akan meningkat,
sehingga unsur hara dalam tanah khususnya nitrogen harus tercukupi.
Aplikasi Urea dan PHONSKA dalam jumlah yang cukup harus diberikan
sebelum tanaman aktif membentuk anakan.
Fase generatif merupakan fase pembentukan organ reproduktif atau
perkembangbiakan. Fase ini membutuhkan waktu 35 hari setelah fase
vegetatif lambat terlewati, yaitu: pembentukan bakal malai (primordia),
masa bunting, dan pembungaan. Pada fase inilah komponen hasil seperti
jumlah malai per satuan luas dan jumlah gabah per malai terbentuk.
Primordia. Disebut juga dengan inisiasi malai, yaitu tahap dimulainya
proses pembentukan malai sampai malai terbentuk sempurna. Pada tahap ini
panjang malai, jumlah bulir, dan jumlah gabah yang akan diisi pada fase
selanjutnya akan dibentuk. Input atau ketersediaan unsur hara dan air
yang tidak mencukupi selama tahap ini akan menyebabkan panjang malai,
jumlah bulir, dan jumlah gabah dalam satu malai yang terbentuk tidak
maksimal, sekalipun varietas yang ditanam memiliki jumlah butir per
malai tinggi
(> 200 butir). Sehingga air harus tersedia dan pemberian pupuk
susulan (PHONSKA dan Urea) dilakukan sebelum primordia. Intensitas sinar
matahari pada tahap ini akan mempengaruhi ukuran gabah yang terbentuk.
Bunting. Setelah fase primordia, malai muda mengalami peningkatan ukuran
dan berkembang keatas didalam pelepah daun bendera menyebabkan pelepah
daun menggembung. Penggembungan pelepah daun inilah yang disebut
bunting.
Pembungaan. Merupakan tahap keluarnya malai sampai dengan terjadinya
persarian. Dalam satu rumpun, diperlukan waktu 10-14 hari bagi malai
untuk keluar. Lamanya periode tersebut disebabkan perbedaan laju
perkembangan antar individu tanaman dalam satu rumpun. Apabila 50% malai
telah keluar, maka pertanaman dianggap sudah dalam fase pembungaan.
Sehari setelah malai keluar, terjadilah pembuahan. Dalam satu malai
proses pembuahan selesai dalam waktu 5 hari. Tahap ini merupakan
masakritis kedua, dimana ketersediaan air sangat dibutuhkan untuk proses
pembungaan. Air diupayakan setinggi 3-5 cm dan dibiarkan sampai tahap
pengisian gabah selesai.
Fase pemasakan merupakan fase akhir dari siklus hidup tanaman padi. Fase
ini membutuhkan waktu kurang lebih 30 hari mulai pengisian gabah sampai
gabah matang penuh.
Pengisian gabah. Proses pengisian berlangsung kurang lebih 10
sejak berbunga. Pada tahap ini malai sudah terkulai dan apabila gabah dipencet akan keluar cairan berwarna putih.
Pematangan. Kurang lebih 7 hari setelah gabah berisi penuh, gabah sudah
masuk tahap matang kuning yang ditandai gabah sudah menguning. Isi gabah
sudah mengeras, namun masih mudah dipecah dengan kuku. Dan 7 hari
kemudian, gabah sudah semakin keras dan susah untuk dipecah dengan kuku.
Tahap ini disebut periode matang penuh. Pada fase tersebut kebutuhan
air secara berangsur-angsur mulai berkurang sampai tahap matang kuning.
Pengeringan lahan diupayakan dimulai setelah proses pengisian selesai.
Pengeringan atau kekeringan yang terjadi sebelum gabah berisi penuh,
menyebabkan banyak gabah hampa, dan beras mudah pecah. Sedangkan
pengeringan yang terlambat memicu tanaman mudah rebah.
Sumber : http://tabloidsahabatpetani.com
0 komentar:
Posting Komentar