Rabu, 30 Maret 2016

Teknik dan Cara Menanam Kacang Hijau


Kacang hijau (Vigna radiata. L) adalah tanaman sejenis palawija dari golongan kacang-kacangan atau polong-polongan (Fabaceae). Budidaya kacang hijau, tidak jauh berbeda dengan budidaya kacang kedelai (kacang kuning) dan budidaya kacang tanah.

Habitat asli kacang hijau tumbuh baik di daerah/wilayah dataran rendah yang mempunyai iklim tropis atau tropika. Indonesia, sebagai negara yang berada di garis khatulistiwa, berpeluang besar menjadi negara produksi kacang hijau terbesar salah satu di dunia.

Hampir semua bagian-bagian dari tanaman kacang hijau bernilai eknomis, terutama adalah biji kacang hijau. Kacang hijau bermanfaat untuk kehidupan sebagai sumber pangan kaya protein nabatin yang sangat berguna bagi manusia.

Sebagai sumber pangan protein nabatin, kacang hijau diolah dalam berbagai bentuk kuliner dan produk seperti bubur kacang hijau, sop kacang hijau, bubur nasi bayi, kueh kacang hijau, bahan kosmetik kecantikan, dan tentunya sebagai bahan utama bagi industri-industri pembuatan makanan ringan.

Di Indonesia, kacang hijau sangat populer sebagai sumber bahan pangan berprotein nabati tinggi. Konsumsi kacang hijau di Indonesia, menempati urutan ketiga sebagai tanaman pangan legum, setelah kedelai dan kacang tanah.

Atas gambaran diatas, maka budidaya kacang hijau merupakan salah satu usaha agrobisnis potensial yang layak Anda kembangkan, disamping teknik budidaya kacang hijau yang sangat mudah.Teknik dan Cara Menanam Kacang Hijau, sebagai berikut; 

Syarat Tumbuh
Kacang hijau sangat cocok ditanam pada tanah bertekstur liat berlempung yang banyak mengandung bahan organik, aerasi, serta drainase yang baik. Kacang hijau akan tumbuh optimal pada struktur tanah yang gembur dengan pH 5,8 - 7,0 optimal 6,7.

Iklim
Iklim yang baik untuk budidaya kacang hijau di daerah yang memiliki curah hujan optimal yakni 50-200 mm/bulan. Temperatur 25-27 0C dan kelembaban udara antara 50-80% serta mendapatkan sinar matahari yang cukup.

Benih dan Varietas Kacang Hijau
Semua varietas kacang hijau yang telah dilepas cocok ditanam baik di lahan sawah maupun area tegalan. Sekarang sudah tersedia beberapa varietas kacang hijau terbaru yang tahan penyakit seperti; Sriti, Perkutut, Kutilang, dan varitas Mural. Jenis-jenis bibit ini sangat dianjurkan untuk ditanam pada daerah yang memiliki endemik penyakit Embun Tepung dan Bercak Daun. Kebutuhan benih berkisar sekitar 20 kg/ha dengan daya tumbuh mencapai 90%.

Penyiapan Lahan Kacang Hijau
Pada lahan bekas penanaman padi (sawah dan ladang) boleh tidak dilakukan proses TOT dalam penyiapan lahan budidaya kacang hijau. TOT adalah singkatan dari Tanpa Olah Tanah, sebuah istilah yang sering digunakan dalam dunia pertanian.

Budidaya kacang hijau di bekas area penanaman padi, tunggul-tunggul padi perlu dipotong pendek dan dibersihkan. Untuk memperkaya kesuburan tanah, sebaiknya area dilakukan bajak ulang. Apabila tanah becek/kelebihan air, perlu dibuat saluran air atau drainase dengan jarak 3-5 meter.

Apabila kacang hijau dibudidaya pada lahan Tegalan atau bekas tanaman palawija, seperti jagung atau jenis lainnya, perlu dilakukan pengolahan tanah. Lahan dibajak sedalam 15 - 20 cm, kemudian dihaluskan dan diratakan. Untuk area tegalan, saluran irigasi dibuat dengan jarak berkisar 3 - 5 meter.

Cara Tanam Kacang Hijau
Di Indonesia cara penanaman kacang hijau dilakukan dengan sistem tugal. Setiap lubang dimasukkan dua biji/lubang. Kacang hijau yang penanamannya dilakukan pada musim hujan, sebainya menggunakan pola jarak tanam 40 cm x 15 cm sehingga populasi per hektar bisa mencapai 300 - 400 ribu tanaman/ha. 

Jika penanaman dilakukan pada musim kemarau, disarankan menggunakan pola jarak tanam 40 cm x 10 cm sehingga populasinya bisa mencapai 400 - 500 ribu tanaman/ha.

Budidaya kacang hijau pada lahan bekas tanaman padi, proses penanamannya tidak boleh lebih dari 5 hari sesudah padi dipanen. Dan untuk setiap musim; penyulaman yang baik dilakukan pada saat tanaman berumur tidak lebih dari 7 hari.

Cara Pemupukan Kacang Hijau


Pemupukan Non Organik: 
Untuk lahan yang kurang subur, tanaman kacang hijau diberikan pupuk sebanyak 45 kg Urea ditambah 45 - 90 kg SP36 + 50 kg KCl/ha. Pupuk diberikan pada saat tanam, dengan cara di larikan pada sisi lubang tanam sepanjang barisan tanaman.

Pemupukan Organik/Kompos: 
Dewasa ini pupuk organik sangat dianjurkan untuk digunakan oleh para petani. Penggunaan pupuk kandang pada tanaman kacang hijau berkisar 1520 - 1560 ton/ha dan untuk penutup lubang dengan memberikan abu dapur. 

Pada lahan sawah bekas tanaman padi yang subur, tidak perlu dipupuk atau bahan organik, karena para petani dapat memanfaatkan mulsa jerami untuk budidaya kacang hijau. Sebab, penggunaan mulsa jerami dapat menekan serangan hama lalat bibit, pertumbuhan gulma, dan penguapan air. Dosis jerami padi diberikan sebanyak 5 ton/ha.

Penyiangan
Penyiangan yang baik dilakukan dua kali pada saat tanaman sudah berumur 2 dan 4 minggu.

Penyakit Kacang Hijau
Penyakit yang sering menyerang kacang hijau antara lain; bercak daun, busuk batang, embun tepung dan penyakit puru.

Pengendalian penyakit dapat dilakukan dengan menanam varietas yang tahan penyakit. Pengendalian cara lain dapat dilakukan dengan menggunakan pestisida dan fungisida seperti: Benlate, Dithane M-45, Baycor, Delsene MX 700 atau Daconil pada awal serangan dengan dosis 2 g/l air.

Pada penyakit Embun Tepung (Erysiphepofygoni) dapat dikendalikan dengan fungisida hexakonal dan diberikan pada umur 4 dan 6 minggu. Penyakit bercak daun, efektif dikendalikan dengan fungisida hexakonazol, diberikan pada umur kacang hijau 4, 5 dan 6 minggu.

Pengendalian hama
Hama utama kacang hijau adalah Lalat Kacang (Agmmyxa phaseoti), Ulat Jengkal (Piusia chaitites), Kepik Hijau (Nezara virfduta), Kepik Coklat (Riptonus tinearis), dan Penggerek Polong (Maruca testutalis), Kutu Thrips dan lain-lain.

Pengendalian hama dapat dilakukan dengan menggunakan insektisida. Seperti Cwifldor, Regent, Curacron, Atabnon, Furadan, atau Pegassus dengan dosis 2-3 ml/liter air dan volume semprot 5OIM>00 liter/ha. 

Pada daerah yang memiliki endemik Lalat Bibit (Agromyza phaseoti) proses penanganan benih harus dilakukan secara baik. Pengendalian lalat bibit dapat menggunakanI Insektisida Carbosulfan (10 g/kg benih) atau Fipnonil (5 cc/kg benih).


Penanganan Panen 
Secara umum, kacang hijau mulai dapat dipanen apabila polong sudah berwarna hitam atau coklat. Dapat ditandain dengan berubahnya warna polong dari hijau menjadi hitam atau coklat dan kering. 

Penanganan panen kacang hijau tidak boleh terlambat. Apabila keterlambatan panen dapat mengakibatkan polong pecah saat di lapangan. Panen dengan cara dipetik dan polong segera dijemur selama 2-3 hari hingga kulit mudah terbuka. 

Penjemuran diterik matahari mempermudah saat proses pembijian. Pembijian secara tradisional, biasanya dilakukan dengan cara dipukul (bub-bub). Pemukulan bisanya dilakukan dalam kantong plastik atau kain untuk menghindari kehilangan hasil. Pembersihan biji kacang hijau dari kotoran dengan menggunakan alat tampah atau tampir. Setelah kacang hijau ditampah, biji segera dijemur lagi sampai kering.

Jika penanganan panen kacang hijau dalam skala yang besar, penggunaan alat tampah/tampir tentu sangat merepotkan, membutuhkan tenaga manusia yang sangat dan tidak ekonomis. 

Untuk penanganan hasil panen kacang hijau dalam jumlah besar, dapat menggunakan mesin perontok kacang hijau (pemolong), dan untuk menjaga kwalitas biji kacang tidak rusak, sebaiknya menggunakan mesin perotok spek tinggi, irit dan ramah lingkungan.   

0 komentar:

Posting Komentar