Selasa, 23 Februari 2016

Pengertian Pestisida

  
Pestisida adalah semua bahan racun yang digunakan untuk membunuh organisme hidup yang mengganggu tumbuhan, ternak dan sebagainya yang dibudidayakan manusia untuk kesejahteraan hidupnya. Menurut PP No. 7 tahun 1973, yang dimaksud pestisida adalah semua zat kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang dipergunakan untuk :
  • Memberantas atau mencegah hama-hama dan penyakit-penyakit yang merusak tanaman, bagian-bagian tanaman atau hasil-hasil pertanian.
  • Memberantas rerumputan atau tanaman pengganggu/gulma.
  • Mematikan daun dan mencegah pertumbuhan yang tidak diinginkan.
  • Mengatur atau merangsang pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian tanaman, tidak termasuk pupuk.
  • Memberantas atau mencegah hama-hama luar pada hewan-hewan peliharaan dan ternak.
  • Memberantas atau mencegah hama-hama air.
  • Memberantas atau mencegah binatang-binatang dan jasad-jasad renik dalam rumah tangga, bangunan dan alat-alat pengangkutan.
  • Memberantas atau mencegah binatang-binatang yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia dan binatang yang perlu dilindungi dengan penggunaan pada tanaman, tanah dan air.
  Dalam Undang-Undang No. 12 tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman, yang dimaksud dengan Pestisida adalah zat pengatur dan perangsang tumbuh, bahan lain, serta organisme renik, atau virus yang digunakan untuk melakukan perlindungan tanaman.
Pestisida merupakan bahan yang telah banyak memberikan manfaat untuk keberlangsungan dunia produksi pertanian. Banyaknya Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) yang dapat menurunkan hasil panen, dapat diminimalisir dengan pestisida. Sehingga kehilangan hasil akibat OPT tidak terlalu besar. Selain bidang pertanian, pestisida juga memberikan banyak manfaat untuk membantu masalah yang timbul akibat adanya organisme pengganggu di tingkat rumah tangga. Seperti pembasmian nyamuk misalnya, dengan adanya pestisida maka proses pembasmian nyamuk akan menjadi lebih cepat dan efisien. Bahkan masih banyak lagi peranan pestisida bagi kehidupan manusia di berbagai bidang.

Jenis Pestisida

 Pestisida oleh para ahli dikelompokan untuk mempermudah pengenalanya. Pestisida dapat dikelompokkan berdasarkan jenis sasaran, bentuk fisik, bentuk formulasi, cara kerjanya, cara masuk, golongan senyawa, dan asal bahan aktifnya.

Ditinjau dari jenis organisme  yang menjadi sasaran penggunaan pestisida dapat dibedakan menjadi beberapa jenis antara lain:
  • Akarisida, berasal dari kata akari, yang dalam bahasa Yunani berarti tungau atau kutu. Fungsinya untuk membunuh tungau atau kutu.
  • Algasida, berasal dari kata alga, bahasa latinnya berarti ganggang laut, berfungsi untuk membunuh alge.
  • Alvisida, berasal dari kata avis, bahasa latinnya berarti burung, fungsinya sebagai pembunuh atau penolak burung.
  • Bakterisida, Berasal dari katya latin bacterium, atau kata Yunani bakron, berfungsi untuk membunuh bakteri.
  • Fungsida, berasal dari kata latin fungus, atau kata Yunani spongos yang artinya jamur, berfungsi untuk membunuh jamur atau cendawan.
  • Herbisida, berasal dari kata lain herba, artinya tanaman setahun, berfungsi untuk membunuh gulma.
  • Insektisida, berasal dari kata latin insectum, artinya potongan, keratan segmen tubuh, berfungsi untuk membunuh serangga.
  • Molluskisida, berasal dari kata Yunani molluscus, artinya berselubung tipis atau lembek, berfungsi untuk membunuh siput.
  • Nematisida, berasal dari kata latin nematoda, atau bahasa Yunani nema berarti benang, berfungsi untuk membunuh nematoda.
  • Ovisida, berasal dari kata latin ovum berarti telur, berfungsi untuk merusak telur. Pedukulisida, berasal dari kata latin pedis, berarti kutu, tuma, berfungsi untuk membunuh kutu atau tuma.
  • Piscisida, berasal dari kata Yunani Piscis, berarti ikan, berfungsi untuk membunuh ikan.
  • Rodentisida, berasal dari kata Yunani rodere, berarti pengerat berfungsi untuk membunuh binatang pengerat.
  • Termisida, berasal dari kata Yunani termes, artinya serangga pelubang kayu berfungsi untuk membunuh rayap.
Berdasarkan bentuk fisiknya pestis ida dapat berupa:
  • Cair
  • Padat
  • aerosol
Berdasarkan bentuk formulasi, pestisida dikelompokkan menjadi
  • Butiran (G/granul)biasanya pestisida dengan formulasi bentuk ini dapat langsung diaplikasikan tanpa harus diiarutkan terlebih dahulu.
  • Powder (tepung)biasanya harus dilarutkan terlebih dahulu sebelum diaplikasikan. Formulasi bentuk ini membentuk sediaan pestisida berupa suspensi. sehingga sangat diperlukan pengadukan yang terus menerus karena sifat sediaan ini dapat mengendap dan dapat merusak alat aplikasi atau terjadinya penyumbatan pada noze. Beberapa kode formulasi pestisida yang sejenis artinya akan menjadi suspensi jika diencerkan dengan air adalah SC, F. dan lain-lain.
  • EC (Emulsifiable I emulsible concentrates)Pestisida dengan formulasi berbentuk EC ini akan membentuk emulsi (seperti susu) pada larutan semprot. Larutan jadi ini tidak memerlukan pengadukan yang terus menerus. Pada umumnya insektisida memiliki formulasi bentuk EC.
  • ASPestisida dengan formulasi ini akan membentuk iarutan yang homogen setelah dicampurkan dengan air. Biasanya pestisida dengan bentuk formulasi ini adalah dari golongan herbisida. Beberapa kode formulasi lain yang akan menjadi larutan jika diencerkan dengan air adalah SP, L, WSC, dan lain-lain
  • Beberapa kode formulasi lain yang tidak perlu penambahan air dan dapat diaplasikan lang sung di lapangan seperti baitlumpan atau pelet.
Berdasarkan cara kerja pestisida dikelompokkan menjadi:
  • Kelompok IGR, mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
  • Racun syaraf, biasanya mengganggu fungsi syaraf sehingga kematian yang cepat dapat terjadi. Umumnya insektisida yang beredar di pasaran sekarang ini pada umumnya adalah insektisida yang bekerja sebagai racun syaraf seperti golongan organofosfat, karbamat, dan piretroid.
  • Mempengaruhi fungsi enzim
  • Mempengaruhi tingkah laku,dan lain-lain.
Berdasarkan cara masuk, pestisida dikelompokkan:
  • Racun kontak, artinya pestisida dalam hal ini senyawa bahan aktif masuk melalui kontak atau mas uk ke tubuh serangga melalui dinding tubuh atau kutikula.
  • Racun perut, artinya senyawafbahan aktif masuk ke dalam tubuh serangga meialui proses makan  dan masuk ke tubuh melalui pencemaan.
  • Racun sistemik, senyawafbahan aktif terserap oleh tanaman lalu ditransportasikan ke seluruh jaringan tanaman.
  • Fumigan, artinya senyawalbahan aktif masuk ke dalam tubuh sasaran melalui sistem pemapasan.
Berdasarkan asal bahan aktif, pestisida dapat digolongkan menjadi:
  • SintetikAnorganik : garam-garam beracun seperti arsenat, flourida, tembaga sulfat dan garam merkuri
  • OrganikOrgano khlorin : DDT, SHC, endrin, dieldrin, dll.
  • Heterosiklik : Kepone, mirexOrganofosfat : klorpirifos, prefonofos, dll.
  • Karbamat : earbofuran, SPMC, dll.Dinitrofenol : Dinex, dll.
Dampak Penggunaan Pestisida

Dampak positif
  • Dapat diaplikasikan dengan mudah
  • dapat diaplikasikan hampir di setiap waktu dan setiap tempat.
  • Hasilnya dapat dirasakan dalam waktu singkat
  • Dapat diaplikasikan dalam areal yang luas dalam waktu singkat
  • Mudah diperoleh dan memberikan keuntungan ekonomi terutama jangka pendek.
Dampak Negatif Pestisida
  • Keracunan pestisida
  • Keracunan terhadap ternak dan hewan peliharaan.
  • Keracunan pada ikan dan biota lainnya.
  • Keracunan terhadap satwa liar.
  • Keracunan terhadap makanan.
  • Kematian musuh alami organisme pengganggu
  • Kenaikan populasi pengganggu
  • Dapat menyebabkan timbulnya resistensi
  • Residu
  • Pencemaran Lingkungan
  • Menghambat Perdagangan

0 komentar:

Posting Komentar