Lahan merupakan sumber daya alam fisik yang mempunyai arti penting dalam kehidupan manusia, yang digunakan untuk tinggal, melakukan kegiatan pertanian, peternakan dan perikanan. Ketersediaan tanah sangat terbatas dan penggunaannya kurang efisien sehingga terjadi tumpang tindih dalam penggunaannya. Misalnya penggunaan lahan persawahan untuk perikanan, perkebunan tebu, penggembalaan ternak dan peradangan lainnya.
Pemanfaatan lahan kering untuk peternakan ruminansia sebagai usaha penyerasian pembentukan lahan dengan sistim produksi peternakan dan sistim pertanian terpadu berkelanjutan menjadi sangat berguna. Prioritas utamanya adalah ternak ruminansia besar (sapi dan kerbau) yang diikuti dengan ternak ruminansia kecil (kambing dan domba).
Lahan kering dapat diperuntukkan sebagai :
1. Lahan kering tanaman pangan
Lahan kering tanaman pangan maka tanaman pangan yang umum berupa palawija (karena padi ditanam hanya disawah), prioritas kedua adalah tanaman holtikultura, dengan demikian hijauan pakan untuk ternak berasal dari limbah pertanian tanaman palawija, gulma, peperduan dan pepohonan.
2. Lahan kering tanaman perkebunan
Lahan kering tanaman perkebunan terutama pada lahan perkebunan rakyat masih dimungkinkan ternak ruminansia karena cara berkebun yang kurang intensif maka masih dimungkinkan untuk mengarit gulma sebagian pakan.
3. Lahan hutan
Tergantung pada status kawasan hutan apakah hutan lindung, hutan produksi atau hutan konservasi, maka dukungan pakan dapat bervariasi dari rendah sekali sampai potensial.
4. Padang rumput
Sumber pakan ternak terutama berupa rumput alam tersebut. Perbaikan biasanya dengan penanaman lamtoro yang populer dengan nama “lamtoronisasi”. Pembuatan dam-dam pengendali akan memungkinkan pengembangan tanaman pangan dan hortikultura tetapi bukan dalam kawasan yang luas. Meskipun demikian sudah ada kemungkinan peningkatan pakan berupa limbah pertanian. Dampak utama dari pembangunan dan pengendali maka akan berkembang dua macam usaha produksi peternakan yaitu sistem ekstensif (pengembalaan) dan sistem intensif (penggemukan).
0 komentar:
Posting Komentar