Proses pembajakan Sawah

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Proses Semai

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Padi Mulai Berbuah

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Panen Oleh Penyuluh Kecamatan

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Proses Penimbangan

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Kamis, 21 Juli 2016

Sekali Tanam, Padi Panen Lebih Tiga Kali

Untuk memacu peningkatan roduksi eras nasional di perlukan beberapa strategi antara lain:
1) perluasan areal tanam denganmencetak sawah baru,
2) peningkatan produktivitas lahandan
3) perluasan areal panen melaluipeningkatan IP (indeks panen).
Budidaya padi salibu dapat memacu peningkatan produksi padi dengan meningkatkan IP (indekpertanaman). Beberapa keuntungan budidaya salibu diantaranya adalah umurnya relatif lebih pendek, kebutuhan air lebih sedikit, biaya produksi lebih rendah karena penghematan dalam pengolahan tanah,penanaman,penggunaan bibit dan kemurnian genetik lebih terpelihara.
Pertumbuhan tunas-tunas terjadi salah satunya karena adanya perlakuan pemangkasan. Tinggi pemangkasan batang menentukan jumlah mata tunas yang ada untuk pertumbuhan ulang, maka tinggi pangkasan berpengaruh terhadap kemampuan pembentukan tunas salibu.
Budidaya padi salibu adalah salah satu inovasi teknologi untuk memacu produktivitas/ peningkatan produksi. Pada budidaya padi salibu ada beberapa faktor yang berpengaruh antara lain;
1) tinggi pemotongan batang sisa panen,
2) varietas,
3) kondisi air tanah setelah panen,dan
4) pemupukan.
Padi Salibu merupakan tanaman padi yang tumbuh lagi setelah batang sisa panen ditebas/dipangkas, tunasakan muncul dari buku yang ada di dalam tanah tunas ini akan mengeluarkan akar baru sehingga suplay hara tidak lagi tergantung pada batang lama,tunas ini bisa membelah atau bertunas lagi seperti padi tanaman pindah biasa, inilah yang membuat pertumbuhan dan produksinya sama atau lebih tinggi dibanding tanaman pertama (ibunya).
Padi salibu berbeda dengan padi ratun, ratun adalah padi yang tumbuh dari batang sisa panen tanpa dilakukan pemangkasan batang. tunas akan muncul pada buku palingatas, suplay hara tetap dari batang lama. Pertumbuhan tunas setelah dipotong sangat dipengaruhi oleh ketersedian air tanah, dan pada saat panen sebaiknya kondisi air tanah dalam keadaan kapasitas lapang.
Untuk mengimbangi kebutuhan unsur hara pada masa pertumbuhan anakan padi. salibu perlu pemupukan yang cukup,terutama hara nitrogen. Unsur nitrogen merupakan komponen utama dalam sintesis protein, sehingga sangat dibutuhkan pada fase vegetatif tanaman, khususnya dalam proses pembelahan sel. Tanaman yang cukup mendapatkan nitrogen memperlihatkan daun yang hijau tua dan lebar, fotosintesis berjalan dengan baik,unsur nitrogena dalah faktor penting untuk produktivitas tanaman.
Budidaya salibu akan meningkatkan indek panen karena,tidak lagi melakukan pengolahan tanah,persemaian dan tanam, sehingga rentang waktu produksi lebih pendek. Budidaya ini secara tidak lansung juga dapat menanggulangi keterbatasan varietas unggul, karena pertumbuhan tanaman selanjutnya terjadi secara vegetative maka mutu varietas tetap sama dengan tanaman pertama. Budidaya padi salibu akan lebih ekonomis sekitar 45 %dibanding budidaya tanam pindah,hal inilah yang meningkatkan pendapatan petani.
Metodologi Pelaksanaan Salibu :
1. Menjaga Kelembaban Tanah
Pada kondisi lahan sawah yang terlalu kering, segera setelah padi dipanen lahan digenangi air setinggi ±5 cm selama 2-3 hari, kemudian saluran pembuangan air dilepas kembali. Tujuannya adalah untuk menjaga kelembapan tanah dan menghindari agar batang padi yang masih berdiri tidak mati kekeringan.
2. Pemberian Pupuk Kandang,
pemotongan batang dan menaburJerami Sebelum melakukan pemotongan batang, pupuk kandang diberikan pada lahan terlebih dahulu dengan kebutuhan 1 ton/ha.
Pemotongan dilakukan pada pangkal batang menggunakan mesin potong rumput dengan ketinggian ± 5 cm dari permukaan tanah.
Setelah selesai melakukan pemotongan maka semua jerami baik sisa pemanenan ataupun bekas pemotongan batang ditabur mera tadi permukaan lahan. tunggul padi tidak ada yang tertutup oleh tumpukan jerami, kalau itu terjadi maka tunas baru tidak akan tumbuh.
3. Memupuk Dan Melumpurkan Tanah
Untuk merangsang pertumbuhan maka kurang lebih dua minggu setelah pemotongan pangkal batang atau setelah sebagian besar tunas muncul ke permukaan maka dilakukan pemupukan pertama dengan cara menaburkan pupuk Urea diantara rumpun padi secara merata sebanyak 150 kg/ ha. Untuk menjaga pertumbuhan dan ketersediaan air maka pertahankan kondisi air dipermukaan lahandalam keadaan macak – macak,dimana saluran pemasukan dan pengeluaran air dalam keadaan tertutup.

Untuk melumpurkan tanahdi hamparan persawahan maka dilakukan dengan cara menginjak –injak tanah dan jerami diantara rumpun padi sampai jeraminya terbenam kedalam tanah. Perlakuan menginjak – injak tanah dan jerami tersebut disamping untuk melumpurkan tanah danmempercepat proses pelapukan jerami juga sebagai upaya untuk penyiangan. Penyiangan dilakukan bersamaan dengan pemberian pupuk Urea sebanyak 150 kg/ha.
Pemupukan kedua dilakukan pada tanaman berumur 40 hari, pupuk yang diberikan adalah SP36 125 kg dan KCl diberikan sebanyak 25 kg. Pemupukan KCl dilakukan dengan ½ dosis dari dosis anjuran.
4. Pengendalian Hama danPenyakit
Karena tidak ada masa berat antara satu daur hidup tanaman dengan daur hidup berikutnya maka penerapan sistem budidaya padi salibu akan lebih rentan terhadap berbagai kemungkinan serangan hama dan penyakit.
5. Panen dan Pasca Panen
Panen Penentuan saat panen tanaman pangan bijian merupakan syarat awal mutu yang baik. Pada budidaya padi salibu panen bisa dilakukan pada umur ± 90 hari. Jika terlambat memanen padi, akan mengakibatkan banyak biji yanag tercecer atau busuk sehingga mengurangi produksi. 10 hari menjelang panen sebaiknya sawah dikeringkan, tujuannya adalah untuk menyerempakkan pematanagan gabah
Siklus daur tanam seperti ini bisa dilakukan lebih tiga kali.
Selamat Mencoba

 Sumber : https://indonesiabertanam.com


PADI, JENIS RUMPUT YANG BISA PANEN LEBIH DARI SEKALI

TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI SALIBU

Menurut Erdiman, peneliti dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatera Barat, yang pertama kali mengenalkan budidaya padi Salibu, teknologi budidaya padi Salibu merupakan cara menanam padi dengan sekali tanam namun bisa dipanen lebih dari tiga kali. “Padi Salibu dapat tumbuh lagi setelah batang sisa panen dipangkas. Tunas akan muncul dari buku yang ada di dalam tanah. Tunas tersebut akan mengeluarkan akar baru sehingga pasokan unsur hara tidak lagi tergantung dengan batang lama,” jelasnya. Menurutnya, tunas tersebut bisa membelah atau bertunas lagi seperti padi tanam pindah sehingga membuat pertumbuhan dan produksinya sama tinggi, bahkan lebih tinggi dibandingkan tanaman induknya. Ini yang membuat padi Salibu berbeda dengan padi ratun yang tumbuh dari batang sisa panen tanpa dilakukan pemangkasan batang. Sumber : tabloit sahabat petani

KEBUTUHAN UNSUR HARA PADI SALIBU


Untuk memenuhi kebutuhan unsur hara pada masa pertumbuhan anakan padi, perlu dilakukan pemupukan yang cukup, terutama hara nitrogen. Unsur nitrogen merupakan komponen utama dalam sintesis protein, sehingga sangat dibutuhkan pada fase vegetatif tanaman, khususnya dalam proses pembelahan sel. Tanaman yang cukup mendapatkan nitrogen memperlihatkan daun yang hijau tua dan lebar, fotosintesis berjalan dengan baik,unsur nitrogena dalah faktor penting untuk produktivitas tanaman.

Cara budidaya ini akan meningkatkan indek panen, sebab petani tidak lagi perlu melakukan pengolahan tanah, persemaian dan tanam, sehingga rentang waktu produksi lebih pendek.

Budidaya ini secara tidak lansung juga dapat menanggulangi keterbatasan varietas unggul, karena pertumbuhan tanaman selanjutnya terjadi secara vegetative maka mutu varietas tetap sama dengan tanaman pertama. Budidaya padi ini akan lebih ekonomis sekitar 45 % dibanding budidaya tanam pindah, hal ini akan menguntungkan bagi petani.


TEKNIS BUDIDAYA TANAM PADI PADI SALIBU


Setelah padi dipanen, lahan perlu digenangi air setinggi ±5 cm selama 2-3 hari, kemudian saluran pembuangan air dilepas kembali. Tujuannya adalah untuk menjaga kelembapan tanah dan menghindari agar batang padi yang masih berdiri tidak mati kekeringan.

Sebelum melakukan pemotongan batang, pupuk kandang diberikan pada lahan terlebih dahulu dengan kebutuhan 1 ton/ha. Pemotongan dilakukan pada pangkal batang menggunakan mesin potong rumput dengan ketinggian ± 5 cm dari permukaan tanah.  Setelah selesai melakukan pemotongan maka semua jerami baik sisa pemanenan ataupun bekas pemotongan batang ditabur merata di permukaan lahan. Jaga supaya tunggul padi tidak ada yang tertutup oleh tumpukan jerami, kalau itu terjadi maka tunas baru tidak akan tumbuh.

Setelah penyabitan batang padi saat panen pertama, tunas baru akan muncul dari buku yang ada di dalam tanah.  Tunas padi ini akan mengeluarkan akar baru sehingga suplay hara tidak lagi tergantung pada batang lama.  Tunas padi yang baru dapat beranak seperti padi tanaman yang ditanam dengan cara pindah biasa, inilah yang membuat pertumbuhan dan produksinya sama atau lebih tinggi dibanding tanaman pertama (induknya). 


PEMUPUKAN, PELUMPURAN, & PENYIANGAN PADI SALIBU


Untuk merangsang pertumbuhan tanaman baru, maka dua minggu setelah pemotongan pangkal batang atau setelah sebagian besar tunas muncul ke permukaan, dilakukan pemupukan pertama dengan cara menaburkan unsur nitrogen (N) diantara rumpun padi secara merata sebanyak 150 kg/ ha. Untuk menjaga pertumbuhan dan ketersediaan air maka pertahankan kondisi air dipermukaan lahan dalam keadaan macak – macak, dimana saluran pemasukan dan pengeluaran air dalam keadaan tertutup.

Untuk melumpurkan tanah di hamparan persawahan maka dilakukan dengan cara menginjak –injak tanah dan jerami diantara rumpun padi sampai jeraminya terbenam kedalam tanah. Perlakuan menginjak – injak tanah dan jerami tersebut disamping untuk melumpurkan tanah dan mempercepat proses pelapukan jerami juga sebagai upaya untuk penyiangan.

Penyiangan dilakukan bersamaan dengan pemberian pupuk N sebanyak 150 kg/ha. 
Pemupukan kedua dilakukan pada tanaman berumur 40 hari, pupuk yang diberikan adalah unsur P 125 kg dan KCl diberikan sebanyak 25 kg. Pemupukan KCl dilakukan dengan ½ dosis dari dosis anjuran.


DAYA TAHAN PADI SALIBU TERHADAP PENYAKIT & HAMA

Karena tidak ada masa rentan antara satu daur hidup tanaman dengan daur hidup berikutnya maka penerapan sistem budidaya padi cara ini akan lebih tahan terhadap berbagai kemungkinan serangan hama dan penyakit.

PADI SALIBU BISA PANEN LEBUH DARI TIGA KALI
Pada budidaya padi  ini, panen ke dua bisa dilakukan pada umur ± 90 hari. Jika terlambat memanen padi, akan mengakibatkan banyak biji yanag tercecer atau busuk sehingga mengurangi produksi.

Sepuluh (10) hari menjelang panen sebaiknya sawah dikeringkan, tujuannya adalah untuk menyerempakkan pematanagan gaba. Siklus daur tanam seperti ini bisa dilakukan lebih tiga kali.


Sumber:
Tanto de Hobbo, NEITSA, AgriculturesNetwork.org
Indonesia bertanam, teknologi salibu 
- BPPadi Litbang Pertanian
Tabloit Sahabat Petani