Proses pembajakan Sawah

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Proses Semai

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Padi Mulai Berbuah

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Panen Oleh Penyuluh Kecamatan

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Proses Penimbangan

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Jumat, 24 Juni 2016

Bagaimana Cara Mengendalikan Wereng Coklat dan Tungro

Padi banyak dibudidayakan oleh petani Indonesia. Dalam budi-dayanya sering dijumpai ber-bagai kendala, seperti musim, serangan hama dan penyakit, kebijakan peme-rintah sampai harga jual yang rendah. Adanya serangan hama dan penyakit seperti wereng coklat maupun tungro masih menjadi kendala utama bagi petani. Petani seakan sudah kehilangan akal untuk mengatasi dua serangan ini. Kerugian yang ditimbulkan tidak sedikit dan mengancam produksi beras nasi-onal. Akibat serangan ini, produksi bisa turun dari serangan rendah (15%) sampai serangan berat (79%). Penu-runan produksi akibat serangan ini dapat dikurangi bila kita mengenali terlebih dahulu karateristik hama dan penyakitnya sehingga kita dapat mencari cara yang efektif dalam me-ngendalikannya. Berbagai upaya telah dilakukan dalam mengendalikan kedua musuh ini
Gejala Serangan
Pada padi yang terserang wereng coklat terlihat helaian daun padi yang paling tua berangsur-angsur berwarna kuning. Bila hal itu dibiarkan akan ditandai dengan adanya massa berupa jamur jelaga. Serangan wereng coklat dengan tingkat populasi yang tinggi akan menyebabkan warna daun dan batang tanaman menjadi kuning kemudian berubah menjadi coklat dan akhirnya seluruh tanaman menjadi kering seperti terbakar. Berkembangnya serangan wereng coklat ini dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya (1) wereng coklat adalah serangga yang mampu berkembang biak dengan cepat dimana dalam masa reproduksinya, satu buah induk betina wereng coklat mampu menghasilkan 100-600 butir telur. Dengan daya sebar yang cepat dan ganas serta kemampuan menemukan sumber makanan, membuat serangan wereng coklat ini semakin meluas. (2) penanaman varietas padi yang peka/tidak tahan terhadap wereng coklat, kemudian (3) adanya pola tanam yang tidak teratur dan (4) penggunaan pestisida yang kurang tepat sehingga tidak efektif dalam membasmi wereng coklat tersebut.
Berbeda dengan serangan hama wereng coklat, serangan penyakit tungro ini disebabkan oleh virus. Penyebaran serangan penyakit ini sangat cepat karena dibantu oleh vektor (serangga penular) yaitu we-reng hijau (Nephotettix virescens dan N. nigropictus). Adapun gejala / tanda kerusakan yang ditimbulkan dari penyakit ini adalah : Gejala serangan awal di lahan biasanya khas dan menyebar secara acak. Daun padi yang terserang virus tungro mula-mula berwarna kuning oranye dimulai dari ujung-ujung, kemudian lama-kelamaan berkembang ke bagian bawah dan tampak bintik-bintik karat berwarna hitam. Bila keadaan ini dibiarkan jumlah anakan padi akan mengalami pengurangan, tanaman menjadi kerdil, malai yang terbentuk lebih pendek dari malai normal selain itu banyak malai yang tidak berisi (hampa) sehingga tidak bisa menghasilkan. Seperti halnya wereng coklat, penyebaran penyakit ini juga sangat cepat. Cepatnya perkem-bangan penyakit tungro disebabkan antara lain oleh : (1) cepatnya perkembangan serangga penular (wereng hijau),(2) masih dilakukannya penanaman bibit padi yang tidak diketahui asal usul dan kesehatannya, terutama dari daerah endemis tungro, (3) adanya penanaman varietas tidak tahan tungro yang didu-kung pola tanam tidak teratur, dan (4) para petani masih enggan melakukan pemusnahan (eradikasi) pada tanaman yang terkena serangan tungro akibatnya tanam padi sehat yang lain ikut terkena penyakit ini.
Penyebaran dan Siklus Hidup
Pengendalian hama wereng coklat dan penyakit tungro ini akan lebih efektif bila kita mengetahui bagaimana gejala, sistem penularan dan siklus hidup serangga penyebar penyakit itu. Penularan penyakit tung-ro pada padi bersumber dari singgang (sisa tanaman padi setelah dipanen) dan rumput-rumput yang berada di sekitar tanaman padi. Virus tungro ini dibawa oleh wereng hijau dengan menghisap tanaman sakit dan me-nyebarkannya melalui jaringan tanaman padi. Penularan penyakit oleh wereng hijau ini berlangsung secara non persisten, yaitu segera terjadi dalam waktu 2 jam setelah menghisap tanaman, dan menimbulkan tanda serangan setelah 6 – 9 hari kemudian. Selain wereng hijau dewasa, nimfa (larva) dari serangga ini pun dapat menularkan virus tungro. Virus ini tidak dapat ditularkan melalui : telur wereng hijau, biji padi, atau gesekan antara tanaman sehat dengan tanaman sakit. Berdasarkan hal itu, maka bila kita ingin mengendalikan penyakit akibat virus ini, maka yang perlu kita kendalikan adalah faktor penyebarnya yaitu wereng hijau, tanaman yang sakit dan singgang-singgang sebagai sumber penyakit.
Dalam siklus hidupnya wereng coklat terbagi kedalam 3 fase yaitu telur, nimfa dan serangga dewasa. Wereng coklat betina meletakkan telur-telurnya di dalam pelepah dan tulang daun. Setelah 7-9 hari kemudian telur-telur tersebut menetas dan menjadi nimfa. Pada fase nimfa inilah serangga wereng coklat berbahaya karena pada fase ini nimfa-nimfa bersaing untuk men-dapatkan sumber makanan agar bisa tumbuh menjadi serangga dewasa. Dalam menunjang perkembangannya menjadi dewasa itulah nimfa ini kemudian merusak tanaman dengan cara memakan dan menghisap cairan yang ada dalam tanaman padi. Nimfa ini sendiri terbagi ke dalam 5 instar sesuai warnanya. Instar pertama ber-warna putih dan selanjutnya berubah menjadi warna coklat. Pada umur 13-15 hari, nimfa sudah berkembang menjadi serangga dewasa. Wereng cok-lat mempunyai keistimewaan yaitu mampu membentuk biotipe baru. Pembentukan biotipe ini terjadi bila terjadi pergantian varietas padi yang tahan wereng. Penggunaan perstisida yang kurang benar akan menimbulkan biotipe baru yang menyebabkan wereng tersebut semakin kebal ter-hadap insektisida yang diberikan.
Langkah Pengendalian
Pengendalian wereng coklat dapat dilakukan dengan mencegah penyebaran dan perkembangbiakan hama tersebut. Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mengendalikan hama ini adalah ;
Pertama yaitu melakukan pemantauan secara rutin dan terjadwal yang dilakukan dengan cara mengamati areal tanaman padi dalam interval waktu tertentu (misalnya seminggu sekali), sejak awal persemaian, penanaman sampai panen. Pemantauan ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepadatan populasi wereng coklat di tiap lokasi sehingga dapat dijadikan pedoman apakah perlu dilakukan tindakan pengendalian atau tidak. Semakin tinggi kepadatan populasi wereng coklat, semakin cepat kita harus melakukan tindakan pengendalian. Adapun pedoman untuk menetapkan gejala serangan wereng dengan menggunakan 3 kunci pendugaan. Yaitu tipe A, B dan C. Pendugaan tipe A ini terjadi pada saat persemaian. Kerusakan dianggap berat bila pada saat umur 30 hari terdapat 50 ekor betina makrop per 25 kali ayunan jaring. Pada tipe B, fase ini terjadi saat padi berumur 20 – 30 HST. Tingkat serangan dianggap merugikan bila ditemukan 2 – 5 ekor betina dalam satu rumpun. Tipe C yaitu pada saat padi berumur 20 – 30 HST dan 50 – 60 HST. Kerusakan dianggap berat bila ditemukan 2 – 5 ekor betina berakhip dalam 1 rumpun padi. Pemantauan ini sebaiknya dilakukan bersamasama dalam satu kelompok tani dan hasilnya dibahas untuk menentukan langkah pengendaliannya.
Kedua adalah memusnahkan singgang (sisa tanaman) yang terserang virus kerdil rumput dan kerdil hampa dengan cara mengolah tanah sesegera mungkin setelah tanaman padi dipanen. Dengan kita membiarkan lahan tersebut, maka kemungkinann timbulnya serangan virus akan lebih besar saat kita memulai penanaman kembali.
Ketiga adalah menanam padi varietas unggul tahan hama. Penanaman varietas tahan hama terbukti mampu dan efektif mengurangi serangan wereng coklat. Penggunaan bibit padi yang merupakan keturunan dari benih asli/bersertifikat akan membuat tanaman menjadi lebih peka/rentan terhadap serangan hama, sehingga disarankan untuk selalu menggunakan benih F-1-nya. Saat ini ada sekitar 17 varietas yang tergolong tahan wereng diantaranya : Cisadane, IR-50, Krueng Aceh, Sadang, Cisokan, Cisang-garung, IR-64, Dodokan, IR-66, Way Seputih, Walanae, Membramo, Cilo-asri, Digul, Maros, Cirata dan Way Opo Buru. Namun , perlu diketahui pula bahwa diantara verietas tersebut, ada beberapa varietas diantaranya yang rentan terhadap biotipe wereng tertentu diantaranya : Cisadane, Krueng Aceh, Sadang dan Cisokan, yang hampir semuanya meskipun tahan wereng biotipe B2, namun agak rentan terhadap B1 dan rentan terhadap biotipe B3.
Keempat yaitu melakukan pemusnahan selektif terhadap tanaman padi yang terserang ringan. Artinya memilih tanaman padi yang terserang dengan cara mengambilnya untuk kemudian dibuang/dibakar di tempat lain. Bila terjadi serangan berat, maka perlu dilakukan pemusnahan (eradikasi) total.
Kelima yaitu melakukan penyemprotan dengan insktisida anjuran seperti Winder 25WP bila populasiwereng coklat telah mencapai batas-batas : populasi wereng mencapai lebih dari 10 ekor per rumpun saat padi berumur kurang dari 40 HST dan populasi wereng mencapai lebih dari 40 ekor per rumpun saat tanaman padi berumur lebih dari 40 HST.
Keenam yaitu ada saat melakukan penyemprotan sebaiknya dimulai dengan membuka (“membiak”) antara barisan tanaman, kemudian menyemprot tanaman dengan mengarahkan semprotan ke bagian batang bawah. Hal ini dilakukan karena biasanya wereng coklat berada di bagian batang bawah.
Untuk pengendalian penyakit tungro dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
Pertama adalah mengatur pola tanam pada areal padi dengan melakukan pergiliran tanamn bukan padi untuk memutus siklus hidup wereng hijau dan meniadakan sumber penyakitnya.
Kedua adalah melakukan pengolahan tanah sesegera mungkin setelah pemanenan. Hal ini dimaksudkan untuk memusnahkan singgang tanaman padi sebagai inang vektor.
Ketiga adalah menanam varietas tahan penyakit tungo. Saat ini ada beberapa varietas padi yang tahan terhadap serangan tungro diantaranya : IR-50, IR-64, Citanduy, Dodokan, IR –66, IR-70, Barumun, kelara, memberamo, IR-36, IR-42, Semeru, Ciliwung , Kr. Aceh, Sadang, Cisokan, Bengawan , Citarum dan terakhir adalah serayu. Pengendalian akan lebih efektif bila dilakukan pergiliran varietas setiap menanam padi.
Keempat adalah mengupayakan penanaman secara serempak dalam satu hamparan.
Kelima yaitu melakukan pemantauan secara terjadwal sejak awal dimulai di singang-singgang sehabis panen, dilanjutkan pada persemaian dan tanaman muda (saat tanaman kritis umur 2-6 minggu setelah tanam), khususnya di daerah endermis tungro. Hasil pengamatan dibahas dalam kelompok guna menentukan gerakan pengendalian.
Keenam yaitu pada saat persemaian benih disebar paling cepat 5 hari setelah pengolahan tanah, mengingat virus tungro yang ada di singgang dan tubuh wereng hijau telah hilang setelah periode waktu tersebut. Kemudian pada daerah kronis tungro sebelum melakukan penyebaran benih sebaiknya tanah diberi insktisida bahan aktif carbofuran sebanyak 4 kg/500 m2 dengan cara dibenamkan bersamaan dengan pengolahan tanah. Bibit sebaiknya tidak menggunakan dari daerah yang terdapat serangan tungro. Bibit yang terinfeksi tungro harus dicabut dan kemudian dimusnahkan dengan cara dibenamkan ke dalam tanah. Kemudian melakukan penyemprotan dengan insektisida anjuran bila populasi vektor (wereng hijau) mencapai 20 ekor per 25 ayunan jaring.
Ketujuh yaitu pengendalian saat tanaman muda. Pengendalian dilakukan dengan mengatur saat tanam sedemikian rupa agar saat populasi wereng hijau tinggi, tanaman padi sudah berumur lebih 60 HST. Selain itu dilakukan eradikasi selektif secara kesinambungan dan melakukan penyemprotan insktisida anjuran bila populasi wereng hijau minimal 3 ekor per 25 ayunan jaring.
(Sumber : Jurnal /Leaflet IP2TP-Wonocolo).

Rabu, 22 Juni 2016

Kementerian Pertanian menegaskan Kelembagaan Tani Tidak Perlu Berakte Notaris

Kementerian Pertanian menegaskan kepada para petani bahwa kelompok tani (Poktan) atau gabungan kelompok tani (gapoktan) tidak harus berbadan hukum dengan akte notaris.
Hal itu ditegaskan Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Fathan A Rasyid di ruang kerjanya saat ditemui Sinar Tani Online (20/6).
Menurutnya Poktan atau Gapoktan adalah organisasi non formal yang orientasinya pada produksi pertanian. “Sedangkan yang dimaksud dalam UU Pemerintahan Daerah bahwa untuk mendapatkan bantuan sebuah organisasi harus berbadan hukum adalah kelembagaan yang nirlaba seperti yayasan pendidikan,” tambahnya.
Fathan menjelaskan lebih lanjut bahwa Poktan dan Gapoktan cukup terdaftar di desa, kecamatan dan kabupaten/kota.
“Kalau Poktan dan Gapoktan harus berbadan hukum dengan akte notaris dari mana duitnya,” Tanya Fathan.
Kecuali kalau Poktan dan Gapoktan sudah berkembang menjadi kelembagaan ekonomi petani, seperti menjadi koperasi, CV, Badan Usaha Milik Petani (BUMP) atauPerseroan Terbatas, barulah harus berbadan hukum dengan akta notaris

Sumber : http://tabloidsinartani.com

Jumat, 17 Juni 2016

Panduan Lengkap Budidaya Jagung

Tanaman jagung adalah tanaman yang  memiliki tingkat fotosintesis tinggi, jadi sangat memerlukan cahaya matahari. Maka lokasi yang baik untuk budidaya tanaman jagung adalah areal yang terbuka berupa sawah atau ladang yang tidak terlindung dari cahaya matahari.

Lokasi untuk budidaya tanaman jagung sebaiknya tidak tergenang air, namun memiliki kadar air yang cukup. Selain itu, dalam pemilihan lokasi untuk tanaman jagung, sebaiknya harus sesuai dengan syarat tumbuh tanaman jagung, atau yang dibutuhkan oleh tanaman jagung. Syarat tumbuh dijelaskan sebagai berikut.

1.    Susunan atau sifat tanah
Sebenarnya semua jenis tanah dapat ditumbuhi jagung, namun sifat tanah yang paling dikehendaki oleh tanaman jagung adalah yang drainasenya lancar, subur dengan humus dan pupuk yang mencukupi persediaan untuk tumbuh.

2.    Iklim
Iklim atau cuaca rata-rata suatu daerah turut berperan serta dalam menentukan pertumbuhan dan produksi suatu tanaman. Iklim yang tidak mendukung, misalnya banyak hujan badai dan angin rebut bahkan banjir, akan berpengaruh pada pertumbuhan, termasuk pada tanaman jagung.
Walaupun tanaman jagung sangat cocok pada daerah yang beriklim sejuk dan dingin, namun jika terlalu banyak hujan juga akan mengurangi kualitas  jagung.

Tanaman jagung dapat berproduksi dengan baik dan berkualitas pada daerah yang beriklim sejuk yaitu 50 derajat LU sampai 40 derajat LS dengan ketinggian sampai 3000 meter dari permukaan laut. Namun, untuk jenis-jenis jagung tertentu, dapat juga pada tempat yang berbeda dari kondisi tersebut dan dapat berproduksi dengan baik.

3.    Derajat keasaman tanah (pH)
Derajat keasaman tanah dipengaruhi oleh banyaknya kandungan unsure kimia dalam tanah serta kadar air dalam tanah tersebut. Daerah yang cenderung basah dan banyak humus akan menyebabkan tanahnya cenderung bersifat asam.

Sebaliknya tanah yang kering berkapur dengan kadar air yang sedikit akan lebih bersifat basa. Untuk tanaman jagung sebenarnya  toleransi atau kemampuan untuk beradaptasi pada lingkungan cukup baik, yaitu dengan kemampuan hidup maksimal pada derajat keasaman antara 5,5 sampai 7.
Derajat keasaman ada skala 14 skala, untuk skala 1 sampai 7 bersifat asam, sedangkan antara 8 sampai 14 bersifat basa.

4.    Kadar air
Jumlah air yang ada dalam tanah akan menentukan kadar air tanah. Tanaman jagung memerlukan air terutama untuk pertumbuhan dan perkembangbiakkan. Jadi penanaman jagung pun banyak diawali pada saat musim hujan mulai tiba. Selain menghemat tenaga untuk menyiram juga menambah sejuk/menambah kelembaban udara. Sehingga tanaman tidak kekurangan air, karena dapat mengganggu proses fotosintesis atau penyusunan makanan yang dilakukan untuk beraktifitas dan berproduksi daritanaman jagung tersebut.

5.    Intensitas cahaya matahari
Intensitas cahaya adalah jumlah pancaran cahaya matahari yang intesif dan dapat dimanfaatkan oleh makhluk hidup. Untuk tanaman jagung, intensitas cahaya yang banyak dan cukup sangat dibutuhkan selain untuk berfotosintesis, juga untuk berproduksi, karena tanpa intensitas cahaya yang cukup, bunga tidak dapat berhasil menjadi buah.

6.    Suhu lingkungan
Suhu adalah tingkat derajat panas suatu benda yang ada dalam lingkungan. Lingkungan tempat hidup jagung sangat perlu untuk diperhatikan, karena suhu yang tinggi dan kering akan mengganggu kelangsungan proses penyusunan makanan atau fotosintesis pada tanaman jagung.

Suhu yang baik untuk pertumbuhan tanaman jagung adalah antara 21 sampai 30 derajat celcius. Sedangkan untuk proses perkecambahan jagung, yang paling tepat adalh antara suhu 21 sampai 27 derajat celcius. Jadi, sedikit lebih membutuhkan suhu yang lebih sejuk untuk pertumbuhan kecambahnya.

Pada umumnya tanaman njagung ditanam pada lahan yang kering dengan cara multikultur, artinya ditanam bersama dengan beberapa jenis tanaman yang lain. Namun, penanaman jagung pada lahan kering ini tidaklah mutlak, sebab ternyata tanaman jagung juga dapat tumbuh pada lahan basah yang terdapat pengairan serta sawah tadah hujan, secara monokultur yaitu menanami lahan hanya dengan satu jenis tanaman.
Cara penanaman jagung ada 2 cara, yaitu:

1.    Multikultur
Multikultur adalah penanaman lahan dengan banyak jenis tanaman yang berbeda-beda secara bersama-sama. Misalnya dalam satu waktu pada suatu lahan ditanami jagung, ketela pohon, dan kacang tanah.
Cara ini sering juga disebut dengan istilah tumpang sari, yang mempunyai tujuan agar kesuburan tanah tetap terjaga, yaitu dengan menjaga keseimbangan persediaan unsure-unsur yang ada dalam tanah.

2.    Monokultur
Monokultur adalh menanami lahan hanya dengan satu jenis tanaman secara berselang seling, atau bergantian. Misalnya sekarang jagung, tahap yang kedua padi atau sebaliknya.

Penanamn dengan car ini sering disebut dengan istilah rotasi tanaman. Rotasi tanaman pada dasarnya memiliki tujuan yang hampir sama dengan tumpang sari, hanya saja waktu penanaman yang berbeda maka pengambilan unsure yang ada dalam tanah juga bergantian. Tapi dengan cara bergantian pula unsur itu akan berkurang, sehingga diharapkan dengan penanaman yang bergantian, keseimbangan jumlah unsur-unsur dalam tanah juga tetap terjaga.

Sel;ain itu juga diselingi dengan tanaman kacang agar dapat diperkaya unsur Nitrogen, karena tanaman kacang tanah dalam akarnya terdapat bintil yang ada bakteri Rhizobium dapat mengikat Nitrogen dari udara bebas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan penanaman kacang tanah, tanah akan subur kembali.
Kedua cara tersebut adalah bagian dari cara penanaman yang dipakai untuk mengatasi lahan yang sudah kritis.
Sebenarnya masih ada car yang lain untuk mengatasi lahan yang kritis, yaitu dengan sengkedan dan terasering. Sengkedan dilakukan pada lahan yang dapat berdampak pada erosi tanah. Sedangkan terasering dilakukan pada lahan yang miring dibuat sawah yang bertingkat-tingkat dengan tujuan untuk menghambat erosi.

Tanah yang terkena erosi terus menerus akan mengalami:
a.    Kekurangan unsur-unsur hara didalamnya
b.    Mudah longsor
c.    Pengurangan tingkat kesuburan
d.    Tidak dapat ditanami
e.    Mengurangi hasil produksi

Di bawah ini ada usaha-usaha untuk mengembalikan kesuburan tanah apabila terjadi erosi pada lahan tanamn jagung, baik oleh air ataupun oleh angin:
1.   Penjemuran
Penjemuran adalah cara yang sudah sering dilakukan oleh para petani sejak dahulu, terutama pada lahan persawahan, caranya dengan mencangkul  tanah dan membaliknya, kemudian dibiarkan terkena panas matahari selama beberapa hari. Tujuan penjemuran adalah untuk:

a.    Membunuh bakteri pengganggu yang ada dalam tanah
b.    Tanah mendapatkan aerasi/pengudaraan
c.    Derajat keasaman tanah atau kebasaan dapat berkurang
d.    Tanah dapat kembali subur

2.    Penghijauan
Tanah yang kurang subur karena terkena erosi, biasanya akan sulit ditanami. Untuk mengatasinya, dapat dengan penanaman kembali atau penghijauan, yaitu dengan menanam pohon pohon pelindung.
Tujuan penghijauan adalah untuk:

a.   Menambah kesuburan tanah, dengan cara pembuatan humus oleh tanaman pelindung melewati daunnya yang berguguran.
b.    Akar tanaman pelindung dapat menahan laju air.
c.   Mikroorganisme yang ada dalam humus akan dapat menguraikan zat organic dalam humus, sehingga menambah unsure hara dan kesuburan dalam tanah.

3. Rotasi tanaman 
adalah menanami sebidang tanah dengan tanaman yang berbeda secara bergantian. Misalnya ditanami jagung, lalu ditanami padi dan seterusnya. Tujuan rotasi tanaman adalah:

a.    Agar unsure hara yang ada dalam tanah tidak habis sekaligus
b.  Jenis tanaman yang berbeda akan membutuhkan unsure yang berbeda pula, jadi pengambilan unsure terjadi secara bergantian.

4.    Pemupukan
Pemupikan adalah usaha menambah atau mengganti hilangnya beberapa jenis unsure yang hilang bersama proses bercocok tanam.

Proses yang dapat menyebabkan hilangnya beberapa unsure adalah:
a.    Pemanenan dengan cara pencabutan sampai ke akar
b.    Hanyut bersama dengan air saat penyiraman.

Macam-macam pupuk yang dapat digunakan antara lain:

a.    Pupuk kandang
Pupuk kandang adalah pupuk  yang berasal dari kotoran ternak.

b.    Pupuk kompos
Pupuk kompos adalah pupuk yang berasal dari pembusukan sampah organic. Misalnya dari sisa pembusukan daun atau bagian tanaman lain yang sudah mati.

c.    Pupuk hijau
Pupik hijau adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan yang sengaja dicabut, kemudian di tanam di sekitar lahan  pertanian. Tanaman yang sering di tanam adalah jenis kacang-kacangan.

d.    Pupuk anorganik atau pupuk buatan
Pupik anorganik adalah macam-macam pupuk yang dibuat oleh pabrik.
Misalnya:

1)    Amonium sulfat (NH4)2 SO4 atau sering disebut ZA
2)    Nitrogen Posfor Kalium (NPK)
3)    Urea
4)    ASN atau ammonium sulfat nitrat

1.    Syarat tumbuh
Lokasi yang baik untuk bertanam jagung sebaiknya memenuhi syarat tumbuh. Misalnya kesuburan tanah, suhu lingkungan, pancaran sinar matahari, serta tinggi tempat.

2.    Ketersediaan sarana dan prasarana transportasi
Ketersediaan sarana transportasi dapat mempermudah pengangkutan hasil panen, menekan biaya transportasi serta mencegah prnurunan mutu jagung sebelum pemasaran.

3.    Tujuan pemasaran
Lokasi bertanam jagung sebaiknya tidak jauh dari tempat pemasaran. Tujuannya adalah mencegah penurunan mutu jagung dan menghemat transportasi, termasuk biaya pengangkutan oleh tenaga kerja.

4.    Ketersediaan tenaga kerja
Tenaga kerja sangat diperlukan, dimulai dari proses penanaman, pemeliharaan dan saat pemanenan serta pengolahan hasil panen, sehingga mendapatkan hasil produksi yang baik dan berkualitas  serta tidak terjadi penurunan mutu jagung.
Benih Tanaman Jagung
Penyediaan benih adalah hal atau factor yang awal dan penting pada aktivitas bertanam jagung. Sebagai langkah awal dalam bertanam jagung, pemilihan bibit unggul biasanya dilaksanakan agar kita dapat mendapatkan hasil produksi yang tinggi pula.

Ciri-ciri yang harus diperhatikan dalam memilih bibit jagung yang baik adalah sebagai berikut:

1.    Tongkol diambil dari tanaman jagung induk yang sehat, kuat dan telah tua.
2.    Tongkol jagung yang tua berukuran besar, panjang dan langsing.
3.    Klobot rapat dari ujung sampai pangkal daun jagung.
4.    Biji terletak dalam barisan yang lurus
5.    Tongkol memiliki ranbut yang banyak
6.    Tongkol sudah dijemur sampai kering

Biji yang unggul ditentukan oleh:

1.    Faktor genetic
Faktor genetic adalah factor yang berhubungan dengan genotip yang baik, dan biasanya diturunkan dari induk pada keturunannya, misalnya daya tahan terhadap penyakit, dan daya reproduksi.

2.    Faktor fisik
Faktor fisik adalah benih yang bermutu tinggi meliputi kemampuan berkecambah yang tinggi, kadar air rendah, bersih dan bebas dari kotoran.
Untuk mendapatkan benih, sebaiknya kita beli dari tempat pemuliaan, sebab bila kita menggunakan benih dari pertanaman sebelumnya, akan mengalaminpengurangan/penurunan  kualitas/mutu.

Benih yang unggul dapat kita beli pada took saprotan, distributor benih atau Balai Benih Induk (BBI). Dan untuk mencegah timbulnya penyakit pada benih yang disebabkan oleh jamur, maka benih harus kita fungisida, atau insektisida yang berguna untuk membasmi jamur.
Misalnya untuk mencegah bulai, dengan cara sebagai berikut:

1)    Sediakan air sebanyak 1 liter
2)    Masukkan dalam air tersebut 5 g Ridomil
3)    Masukkan biji jagung kedalam larutan tersebut
4)    Rendam benih selama  15 menit
5)    Setelah itu keringkan sampai kering dengan cara dijemur.
Lahan dan Penanaman
Pengolahan lahan tanaman jagung bertujuan untuk mendapatkan kondisi lingkungan yang terbaik untuk pertumbuhan dan hasil produksi jagung.

     Tujuan pengolahan lahan adalah untuk:

1.    Menyediakan lingkungan yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangbiakkan jagung.
2.    Memperbaiki sifat fisik tanah.
3.    Mencegah pertumbuhan gulma dan tanaman pengganggu.
Lahan untuk bertanam jagung dapat diolah dengan menggunakan cangkul, bajak ataupun dengan traktor.
Pengolahan lahan untuk bertanam jagung terdiri dari beberapa langkah, yaitu:

1.    Memecah
Yang dimaksud memecah pada pengolahan tanah untuk bertanam jagung adalah mengubah kondisi tanah yang tadinya keras dan padat menjadi tanah yang gembur dan lunak, agar dapat diproses selanjutnya. Alat untuk memecah kondisi tanah ini adalah traktor.

2.    Membalik
Membalik tanah pada pengolahan tanaman jagung adalah penggantian atau pemindahan posisi dari bagian tanah sebelas atas menjadi sebelah bawah atau sebaliknya.
Hal ini dilakukan karena tiap komposisi tanah yang memiliki sifat yang berbeda-beda, baik kandungan unsure maupun tingkat kesuburan tanahnya. Alat yang dipergunakan untuk membalik tanah adalah cangkul.

3.    Meratakan tanah
Proses yang selanjutnya setelah tanah dipecah dan dibalik adalah dengan diratakan, agar proses perawatan yang lain dapat berlangsung dengan mudah. Alat yang digunakan untuk meratakan adalah garu, dengan tenaga sapi atau kerbau atau tenaga manusia.
Di bawah ini perlu kita ketahui susunan dari lapisan tanah secara horizontal yang terdiri dari 3 lapisan yang utama yaitu:

a.    Lapisan tanah atas/top soil
Lapisan tanah atas memiliki ciri-ciri antara lain:
  • Terletak pada bagian paling atas dari tanah
  • Sebagai tempat tumbuhnya berbagai tanaman
  • Berwarna gelap
  • Tempat tumbuh dan berkembangnya akar tanaman dengan mencari makan pada bagian top soil ini
  • Tempat hidup berbagai mikroorganisme
  • Tempat terjadinya humifikasi
  • Tanahnya gembur
  • Banyak mengandung unsure hara bagi tanaman
  • Porositas dan drainasenya sangat baik.
  • Ketebalannya dipengaruhi oleh kemiringan, ketinggian dan jumlah tumbuhan yang ada di atasnya

b.    Lapisan tanah bawah/subsoil
Ciri-ciri lapisan tanah bawah/subsoil adalah sebagai  berikut:
  • Berwarna lebih muda dan lebih terang
  • Porositas dan drainase rendah
  • Ikatan butiran tanah lebih stabil
  • Banyak mengalami pelapukan
  • Banyak mengandung tanah liat

c.    Lapisan bahan atau batuan induk/bed rock
Lapisan batuan induk memiliki ciri-ciri antara lain:
  • Lapisan masih berupa batu yang belum mengalami pelapukan.
  • Tempat terdapatnya kantung-kantung air.
  • Tempat terjadinya proses pelapukan secara fisik, kimia dan bilogis dalam waktu yang lama.

Keadaan tanah yang diolah sebaiknya dalam keadaan tidak basah sebab akan lengket dan sukar digemburkan. Selain itu juga tidak terlalu kering, sebab akan terasa keras, sehingga perlu tenaga yang besar. Jadi sebaiknya dalam keadaan lembab agar mudah pengolahannya.

Cara pengolahan tanah untuk bertanam jagung, yaitu:
  • Setelah tanah diolah, maka tanah dibuat bedengan dengan ukuran yang sesuai dengan luas lahan.
  • Selain itu di antara bedengan dibuat parit untuk pengaturan pengairan, yang dalamnya 20 cm dan lebarnya 40 cm.
  • Segera dilakukan pembuatan lubang tanam dengan menggunakan tugal/batang kayu
  • Pembuatan jarak antara lubang tanam bergantung pada kesuburan tanah dan daya tumbuh benih.

4.    Penanaman tanaman jagung
Penanaman jagung dilaksanakan pada awal atau akhir musim hujan, sehingga pada masa pertumbuhan tanaman jagung masih tersedia air dari curahan hujan.
Penanaman dilakukan dengan cara mengisi lubang tanam dengan satu benih jagung disertai dengan furadan 1 g tiap lubang. Tak lupa pada setiap lubang tanam ditutupi dengan jerami kering terlebih dahulu baru ditutup kembali dengan tanah.

Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman jagung adalah proses yang penting, karena akan ikut menentukan hasil produksi dari aktivitas kita bercocok tanam jagung.

Kegiatan pemeliharaan tanaman jagung meliputi:

1.    Penyiraman
Cara yang paling mudah untuk memenuhi kebutuhan air bagi tanaman jagung adalah dengan membuat saluran air pada sekeliling lahan atau dari turunnya air hujan. Sebab, bila kita harus menyiram lahan yang begitu luas, akan cukup merepotkan.

Air bagi tanaman jagung dibutuhkan untuk:
  • Saat awal pertumbuhan yaitu untuk perkecambahan
  • Saat pembentukan tongko

Akibat kekurangan air adalah:
  • Biji lama/gagal berkecambah
  • Tongkol jagung menjadi kerdil

Cara penyiraman lahan tanaman jagung adalah sebagai berikut:
  • Pada daerah yang cukup air, penyiraman dilakukan dengan cara menyalurkan air pada saluran air antara barisan tanamannjagung.. tunggu sampai 3 jam, bila air masih sisa dalam sxaluran tadi, maka air harus dibuang.
  • Pada lahan yang kering, penyiraman dilakukan dengan menggunakan gembor.
Waktu penyiraman tanaman jagung adalah:
  • Setelah masa tanam jagung selesai, dengan tujuan agar biji jagung segera berkecambah.
  • Setiap hari satu kali tanaman jagung disiram selama satu minggu.
  • Setelah istirahat, penyiraman kembali dilakukan setelah minggu ke-4.
  • Saat pembentukan tongkol, tanaman jagung disiram sehari sekali agar tumbuh dengan sempurna.

Hal yang perlu diperhatikan dalam penyiraman tanaman jagung adalah:
  • Jangan menyiram tanaman jagung jika hari sudah hujan. Karena jika terlalu banyak air tanaman jagung bisa membusuk dan akhirnya mati.
  • Penyiraman hanya dilakukan jika lahan kering saja.

2.    Penyiangan
Penyiangan adalah kegiatannmembuang rumput liar/pengganggu yang ikut tumbuh bersama tanamanjagung, yang sering disebut gulma.
Macam-macam rumput liar yang sering tumbuh dalam lahan jagung adalah:
  • Rumput teki
  • Alang-alang
  • Kaki/tapakmkuda
  • Meniran
  • Krokot

Cara penanggulanggan rumput liar atau gulma ini adalah dngan cara:
  • Langsung dicabut dengan tangan secara beramai-ramai.
  • Dengan menggunakan herbisida yaitu senyawa kimia yang digunakan untuk membasmi gulma.

3.    Pembubunan

Pembumbunan adalah penimbunan tanah pada sekeliling tanaman jagung. Caranya adalah sebagai berikut:
  • Pertama-tama kita bersihkan rumput liar yang tumbuh disekitar tanaman jagung, dengan cara dicabut
  • Ambil hasil cabutan rumput liar tadi, dan timbun dengan tanah pada sekeliling tanaman jagung.

4.    Pemberian pupuk
Pemberian pupuk yanmg dimaksudkan disini adalah pemupukan  lanjutan, yaitu setelah tanaman jagungberumur 2 minggu, dengan cara ditaburkan pada larikan tanaman jagung
Pemberian urea juga diberikan setelah tanaman jagung berumur 40 hari, dengan tujuan menungkatkan jumlah dan kualitas tongko, jagung.

5.    Pemberian garam inggris
Tujuan pemberian garam inggris pada tanaman jagung adalah untuk:
  • Menambah kesempurnaan pertumbuhan sruktur daun
  • Menambah kesempurnaan pertumbuhan tongkol jagung
  • Memperkuat daya tahan tanaman jagung dari serangan penyakit, seperti bulai
Cara pemberian garam inggris pada tanaman jagung adalah sebagai berikut:
  • Larutkan garam inggris dalam air dengan perbandingan 4:1
  • Semprotkan pada bagian daun tanaman
  • Lakukan penyemprotan setiap seminggu sekali selama 4 minggu berturut-turut.

6.    Pembuangan bunga jantan
Pembuangan bunga jantan pada tanaman jagung dilakukan pada saat bunga jantan keluar, tapi sebelum bunga mekar, jadi belum terjadi penyerbukan.
Tujuan pembuangan bunga jantan adalah untuk:
  • Pengalihan kekuatan/tenaga pada pembuatan tongkol
  • gar tongkol jagung menjadi lebih besar
  • Agar tongkol menjadi lebih banyak
Pembuangan bunga jantan dilakukan setelah 40 hari penanaman, untuk tanaman jagung yang ditanam di dataran rendah. Sedangkan untuk tanaman jagung yang ditanam di dataran tinggi, pembungaan bunga jantan dilakukan setelah 50 hari penanaman, karena perbedaan intensitas cahaya matahari yang diterima.

Cara pembuangan bunga jantan adalah sebagai berikut:
  • Goyang-goyangkan batang secara perlahan, jangan terlalu keras sebab dapat merusak bunga,
  • Perhatikan pelepah daunnya, tunggu sampai pelepah daunnya melebar.
  • Jika pelepah daun sudah melebar, maka cavutlah tangkai bunga jantan pada tanman jagung dengan hati-hati.

Pengendalian Hama dan Penyakit
Kegiatan pengendalian hama dan penyakit pada tanaman jagung dilakukan agar tanaman jagung tidak mengalami gangguan kesehatan, yang akhirnya mengganggu hasil produksinya.
Pengendalian terhadap hama dan penyakit dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu:

1.    Secara tradisional
  • Secara mekanisme atau penanganan secara langsung.
  1. Ulat langsung diambil dan dibasmi
  2. Tikus, dengan cara digeropyok beramai-ramai
  3. Burung dengan diketapel
  • Tanaman liar dengan disiangi/dicabuti secara langsung
  • Mengusir burung, dengan dipasang orang-orangan untuk menakuti dan pergi jauh supaya tidak memakan jagung.
  • Dengan penanaman secara serentak.
  • Dengan mengadakan rotasi tanaman agar terhimdar dari hama dan penyakit.
2.    Modern
  • Untuk mencegah serangan penyakit digunakan fungisida/senyawa kimia pembasmi jamur/fungi. Misalnya, manzate, DIthane, Antracol, Cobox, dan Vitigran Blue.
  • Untuk pengendalian hama digunakan insektisida/senyawa kimia pembasmi serangga/insekta, yang berbentuk cairan yang disemprotkan.
Misalnya, Diazinon 60 EC, Baycard 500 EC, HOpcin 50 EC, Klitop 50 EC, Mipcin 50 WP, Azodrin 15 WSC,
Sedangkan yang berupa butiran adalah furadan 3G, Dharmafur, dan Curater.

1.    Ulat daun (prodenia litura)
Gejala tanaman jagung yang diserang hama ulat daun adalah sebagai berikut:
  1. Ulat dau menyerang bagian pucuk daun.
  2. Umur tanaman yang diserang ulat daun sekitar 1 satu bulan
  3. Daun tanaman bila sudah besar menjadi rusak.
Pencegahan dxengan penyemprotan insektisida folidol, basudin, diazinon dan agrocide dengan ukuran 1,5 cc dalam tiap 1 liter air.

2.    Lalat bibit
  1. Disebabkan oleh lalat bibit (Atherigona exigua)
  2. Gejala yang dialami tanaman jagung adalah ada bekas gigitan pada daun, pucuk daun layu, dan akhirnya tanaman jagung mati.
  3. Pengendalian dengan menghembuskan HCH 5% pada saat berumur 5 hari. Atau pengobatan dengan penyemprotan insektisida Hostathion 40EC, sebanyak 2cc tiap liter air dengan volume semprotan 100 liter tiap hektar lahan jagung.

3.    Ulat agrotis
  1. Gejala yang dialami pada bagian batang yang masih muda yaitu putus akhirnya tanaman jagung mati.
  2. Agrotis sp. Melakukan penyerangan pada malam dan siang hari. Ada 3 macam ulat grayak/agrotis ini, yaitu:
  • Agrotis segetum, yang berwarna hitam, sering ditemukan didaerah dataran tinggi.
  • Agrotis ipsilon, berwarna hitam kecoklatan, di temukan di daerah dataran tinggi dan rendah
  • Agrotis interjection, berwarna hitam, banyak terdapat di pulau jawa 
3. Pengendalian ulat ini dengan insektisida Dursban 20 EC, dengan dosis 2 ml tiap 1 liter air. Tiap hectare dapat digunakan 500 liter larutan

4.    Penggerek daun dan penggerek batang
  1. Bagian tanaman jagung yang diserang oleh ulat sesamia inferens dan pyrasauta nubilasis adalah ruas batang sebelah bawah dan titik tumbuh tunas daun tanaman jagung.
  2. Gejala tanaman menjadi layu.
  3. Penanggulangan dengan menggunakan insektisida Azodrin 15 WSC dengan dosis 30 liter dalam 10 liter air.

5.    Ulat tongkol (Heliothis armigera)
  1. Gejalanya dapat dilihat dengan adanya bekas gigitan pada biji dan adanya terowongan dalam tongkol jagung.
  2. Ulat tongkol menyerang/masuk dalam tanaman jagung melalui tongkol, baru memakan biji jagung.
  3. Pengendalian dengan penyemprotan menggunakan Furadan 3G atau dengan membuat lubang dekat tanaman, diberi insektisida dan ditutup lagi.
  4. Dosis yang digunakan 10 gram tiap meter persegi.
  5. Sebaiknya dilakukan pada saat tanaman jagung masih berbunga, jangan menjelang panen, sebab dapat membahayakan kita yang ikut mengkonsumsi jagung karena residu dari insektisida tersebut.
  6. Penyakit pada tanaman jagung, yaitu:

1.    Hawar daun atau karat daun
Penyakit hawar daun dibedakan menjadi 3 macam, yaitu:
a.    Hawar daun turcicum
  • Gejala penyakit ini berupa adanya bercak kecil berbentuk jorong, berwarna hijau kelabu. Lama kelamaan bercak menjadi besar dan berwarna coklat. Bentuk seperti kumparan, bila parah daun seperti terbakar.
  • Penyebab penyakit ini adalah Helminthos porrirum turcicum.

b.    Hawar daun maydis
  • Gejala yang dialami berupa bercak  coklat abu-abu pada seluruh permukaan daun.
  • Bila parah dapat sampai ke jaringan tulang daun yang akhirnya jaringan dapat mati.

c.    Hawar daun corbonum
  • Gejala berupa bercak coklat  muda kekuningan bersudut-sudut memanjang yang dapat menyatu dan mematikan daun.
  • Penyebabnya adalah cendawan Dreschslera zeicola yang tumbuh di daerah yang dingin, bersuhu rendah, lembab dan di daerah dataran tinggi.
  • Pengendalian dengan fungisida atau dengan thiram dan karboxin, serta dengan pengasapan atau perawatan suhu panas selama 17 menit dengan suhu 55 derajat celcius.

2.    Bulai
  • Penyakit bulai pada daun jagung disebabkan oleh cendawan  atau jamur sclerospora maydis
  • Gejala berupa daun tanaman jagung berwarna kuning keputih-putihan bergaris, sejajar dengan urat daun dan tampak kaku.
  • Pencegahan dengan pemberian Ridomil 35 SD pada benih agar tidak tumbuh jamur pada biji jagung.

Tanaman jagung yang mengalami kekurangan zat makanan akan mengalami berbagaib gangguan antara lain:

1.    Kekurangan nitrogen (N)
Akibat kekurangan unsure Nitrogen adalah tumbuhan menjadi kerdil, kurus, dan daun berwarna hijau kekuningan. Akibat yang paling parah tumbuhan jagung tidak berbuah.

2.    Kekurangan fosfor (P)
Kekurangan Fosfor juga menyebabkan tanaman menjadi kerdil, daun agak ungu dan kaku. Pertumbuhan tongkol terganggu, sehingga barisan biji tidak teratur.

3.    Kekurangan kalium (K)
Gejala yang tampak adalah ujung bagian bawah daun menguning dan mati. Tumbuhan menghasilkan buah yang kecil dan ujungnya runcing.

4.    Kekurangan Kalsium (K)
Kekurangan kalsium menyebabkan daun mudanya tidak muncul dari ujung tanaman, daun agak kaku, berwarna kuning kehijauan dan kerdil.

5.    Kekurangan Magnesium (Mg)
Tanaman jagung yang kekurangan magnesium, biasanya kerdil, bagian atas daun berwarna kuning. Dengan bergaris-garis tak normal berwarna putih. Daun yang tua berubah warna menjadi ungu kemerahan pada bagian tepid an ujung daun.

6.    Kekurangan belerang (S)
Gejala yang tampak pada tanaman jagung yang kekurangan belerang adalah seluruh daunnya berubah warna menjadi kuning, baik dari daun yang muda sampai yang tua. Gejala lain adalah tubuh tanaman jagung menjadi kerdil dan tidak/terlambat berbunga.

7.    Kekurangan Seng (Zn)
Gelala penyakit ini dilihat setelah tanaman berumur 2 minggu yaitu pada tengah daun terdapat garis kuning sepanjang tulang daun, sedangkan bagian tepi daun tetap hijau

8.    Kekurangan zat besi (Fe)
Gejala penyakit ini dapat dilihat pada daun tanaman jagung bagian atasnya hijau pucat sampai putih di antara urat-urat daun.

9.    Kekurangan tembaga (Cu)
Gejala penyakit ini muncul dengan diawali mengeringnya daun termuda, kemudian tanaman jagung menjadi kerdil dan daun yang tua mati.
Gejala yang lain adalah batang jagung menjadi lunak sehingga mudah bengkok atau roboh terkena angin.


Selasa, 14 Juni 2016

Klasifikasi dan simbol bahaya pada label pestisida

Klasifikasi dan simbol bahaya

Tanda gambar dan kalimat peringatan bahaya pada label pestisida, yang didasarkan pada nilai LD50 oral dan dermal formulasi. Klasifikasi  dan  simbol  bahaya  disesuaikan  dengan  sifat  bahaya  pestisida  yang bersangkutan, dinyatakan dengan simbol, kata dan warna. Selain simbol bahaya perlu dicantumkan sifat fisik dari bahan pestisida tersebut. Untuk itu, label pestisida memuat kata-kata simbol yang tertulis dengan huruf tebal dan besar yang berfungsi sebagi informasi. Klasifikasi dan simbol bahaya tersebut adalah:





Kategori I
Kata–kata kuncinya ialah “SANGAT BERACUN” dengan symbol tengkorak dengan gambar tulang bersilang dimuat pada label bagi semua jenis pestisida yang sangat beracun. Semua jenis pestisida yang tergolong dalam jenis ini mempunyai LD 50 yang aktif dengan kisaran antara 0-50 mg per kg berat badan. Tanda Ulang Tengkorak dalam penggunaan secara internasional tanda ini hanya digunakan untuk formulasi pestisida yang sangat beracun.

Kategori II
Kata-kata kuncinya adalah “BERBAHAYA” digunakan untuk senyawa pestisida yang mempunyai kelas toksisitas pertengahan, dengan daya racun LD 50 oral yang akut mempunyai kisaran antara 50-500 mg per kg berat badan.

Kategori III
Kata-kata kuncinya adalah “PERHATIAN” yang termasuk dalam kategori ini ialah semua pestisida yang daya racunnya rendah dengan LD 50 akut melalui mulut berkisar antara 500-5000 mg per kg berat badan. 

Warna yang menunjukkan tingkat bahaya pestisida pada label dapat berupa lingkaran warna atau dapat berupa pita warna.


Selain hal tersebut di atas dan sesuai dengan sifat bahayanya maka kalimat dan atau simbol peringatan bahaya yang lain perlu pula dicantumkan yaitu antara lain: bahan peledak, bahan oksidasi, bahan korosif, bahan iritasi, bahan mudah terbakar.

 Berikut ini adalah beberapa simbol sifat fisik pestisida:


Petunjuk keamanan

Petunjuk   keamanan   terutama   ditujukan   untuk   pekerja   atau   pengguna,   untuk konsumen dan untuk lingkungan hidup seperti dibawah ini.
Petunjuk keamanan dinyatakan dengan kalimat-kalimat sebagai berikut:  “KALIMAT PETUNJUK KEAMANAN UNTUK PEKERJA DAN PENGGUNA”
1.     Pada waktu menggunakan pestisida ini jangan makan, minum atau merokok.
2.     Selama  bekerja  dengan  pestisida  ini  hindarkan  debu,  asap,  uap,   kabut semprotan, gas, kontak dengan mulut, kulit dan mata.
3.     Pakaialah sarung tangan karet, apron, pakaian  kerja/overall, baju berlengan panjang dan celana panjang, sepatu boot karet, kacamata debu, pelindung wajah, penutup kepala, topeng debu dan respirator/pengisap.
4.     Jika  terjadi  kontaminasi  tanggalkan  segera  pakaian  yang  terkontaminasi pestisida, kemudian cucilah seluruh bagian yang terkena dengan air  yang banyak.
5.     Setelah bekerja dengan pestisida cucilah: tangan  dan  kulit  yang  terkena  pestisida  sampai  bersih  sebelum  makan, minum atau merokok; pakaian   kerja,   sepatu   boot,   topi   dan   pakaian   pelindung   lain   secara menyeluruh sampai bersih terutama bagian dalam sarung tangan.
6.     Alat aplikasi benda-benda/tanah/lantai permukaan yang terkena pestisida harus dicuci sampai bersih atau dengan cara lain yang dianjurkan. Berilah  fentilasi  yang  cukup  daerah/bangunan  yang  telah  diaplikasi  pestisida sebelum diisi/dihuni kembali.

KALIMAT PETUNJUK KEAMANAN UNTUK KONSUMEN
1.     Jangan  menggunakan  pestisida  ini  pada  semua  tanaman  atau  bahan  lain  yang  dapat dimakan.
2.     Hanya boleh digunakan pada tanaman/bahan makanan .....
3.     Jangan  digunakan  pada  makanan/bahan  makanan  .....  dengan  dosis  lebih  dari  ......... (formulasi/satuan luas/aplikasi). Jangan digunakan lebih dari ........ kali dalam satu musim pada tanaman/bahan makanan.
4.     Jangan digunakan setelah (sebutkan stadium pertumbuhannya)
5.     Jangka waktu antara aplikasi terakhir dan pemungutan hasil panen.

KALIMAT PETUNJUK KEAMANAN UNTUK LINGKUNGAN
1. Berbahaya bagi binatang peliharaan, ternak, ikan, lebah dan satwa liar.
2. Hindarkan ternak dari daerah yang telah diberi perlakuan pestisida.
3. Jauhkan  ternak  dari  perairan  yang  telah  diberi  perlakuan  pestisida  selama  paling  sedikit (sebutkan jangka waktunya).
4. Jangan  mencemari  kolam,  danau,  sungai,  saluran  air  dan  perairan  lainnya  dengan  limbah pestisida atau bekas wadahnya.
5. Buanglah air cucian wadah dan atau aplikasi pestisida jauh dari kolam, danau, sungai, saluran air dan perairan lainnya.

6. (Sebutkan    pestisidanya)    adalah    persisten    dan    penggunaannya    berkali-kali    dapat menyebabkan tercemarnya lingkungan mungkin dengan akibat yang merugikan.


Penyebab Buruk Salah Aplikasi Pupuk Daun

Pupuk daun sangat baik sekali diaplikasikan terhadap tanaman, namun dengan cara yang baik dan benar. Namun bagaimana jika salah pengaplikasian ? hal ini justru akan berdampak buruk bagi tanaman yang kita tanam. Penyebab salah pakai pupuk daun diakibatkan karena pemilik kurang mengetahui bagaimana cara yang tepat untuk pengaplikasian, hal ini sudah banyak di alami oleh para petani yang mengaplikasikanya. Penggunaan yang berlebihan contohnya, dosis dan takaran sangat mempengaruhi respon pada tanaman, mereka akan langsung merasakan melalui mulut daun sebagai media utama, system kerjanya hamper sama pada perakaran yaitu sama-sama menyerap unsurhara.
Hal yang harus anda lakukan adalah mengikuti petunjuk pemakaian pada label pupuk daun, kemudian waktu yang tepat kapan untuk pengaplikasiannya dan pemeliharaan pada tanaman.
Bukankah kegagalan pada pengaplikasian pupuk daun akibat kita belum tahu bagaimana cara pemakaianya yang tepat ? saya sarankan anda meneliti pada tanaman apa yang anda tanam, kemudian jenis tanaman apa yang anda tanam kerena setiap jenis tanaman berbeda-beda. Rata-rata yang menggunakan pupuk daun berjenis tanaman hias dan pangan. Usahakan tanyakan pada petani yang berpengalaman dalam menggunakan pupuk daun yang tepat, karena secara tidak langsung pemupukan pada jenis tanaman biasanya petani profesonal bisa memaksimalkanya.
Kasus yang sedang anda alami tentu bukan anda saja, jika anda menanam tanaman hias dan bunganya rontok atau daun menguning, itu diakibatkan karena anda berlebihan dosis. Kelebihan dosis buakan pencampuran larutan per cc dan larutan per liter air namun terlalu sering di berikan tanpa jeda waktu pada tanaman, biasanya tanaman membutuhkan waktu hingga 2 minggu untuk menyerap dan menguraikan secara sempurna.
Tanaman yang di berikan pupuk daun membutuhkan perlakuan khusus, mereka membutuhkan perhatian anda ketika proses pembungaan akan berlangsung. Tanaman hias contohnya jangan sekali-kali anda memberikan pupuk daun ketika tanaman sedang berbunga, jika tidak percaya lakukan dan lihat setelah beberapa hari pada bunga. Buang yang sedang mekar akan rontok dan akan mongering.

Intinya yang harus anda perhatikan dalam melakukan pemupukan pupuk daun :

  • Jangan birikan pupuk daun ketika tanaman sedang berbung, ini berlaku pada semua tanaman.
  • Jangan berikan pupuk daun dengan dosis tinggi.
  • Tambah pengetahuan anda dalam pengaplikasin pupuk daun dengan bertanya pada petani yang sudah berpengalaman, karena kebanyakan kasus mereka tidak mengetahui bagaimana cara pemupukan pupuk daun.

Senin, 13 Juni 2016

Begini Cara Menghitung Kebutuhan Bibit Tanaman

Jika anda memiliki lahan seluas 1 ha anda butuh menghitung berapa kebutuhan bibit tanaman. Kita ambil rumus sederhananya saja, pertama pastikan berapa luas lahan yang anda punya kemudian di bagi dengan jarak tanam.
Kami tahu dan memahami anda untuk bertani, dan ini merupakan cara cerdas anda dengan menghitung kebutuhan bibit yang akan anda budidayakan.
Kami ambil contoh sederhannya karena perhitungan ini berlaku untuk semua tanaman. Dalam luas tanah 1 ha kita akan menanam pohon mangga dengan jarak tanam misalkan 7 x 3 meter.

Maka perhitung


1 ha di ubah hitungannya menjadi= 1000 m2
Jarak Tanam 7 m x 3 m= 21 m2
Maka 1000 m2 / 21 m2= 476

Kebutuhan bibit Mangga = 476 Bibit

Perhitungan ini berlaku untuk semua jenis tanaman anda cukup mengubah angka dan mulailah menghitung.