Proses pembajakan Sawah

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Proses Semai

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Padi Mulai Berbuah

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Panen Oleh Penyuluh Kecamatan

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Proses Penimbangan

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Jumat, 25 Agustus 2017

Pengalaman dan Perlunya Perubahan Kebijakan Dalam Subsidi Pupuk

Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian kembali menyelenggarakan Seminar Pembangunan Pertanian dan Perdesaan pada tanggal 26 April 2017 di Sekretariat Jenderal, Kementerian Pertanian, Jakarta.  Seminar dengan narasumber Dr. Sri Hery Susilowati dihadiri oleh Ketua Tim Pokja Perumusan Kebijakan Pupuk Kemenko Perekonomian, Kelompok Nelayan Tani Andalan (KTNA), INDEF, PIHC, IPB, Ditjen PSP serta perwakilan eselon I Kementan, dan perwakilan eselon II Sekretariat Jenderal, Kementan.
Disampaikan oleh Prof. Dr. Erizal Jamal selaku moderator bahwa wacana subsidi pupuk bukan diberikan ke pabrik pupuk tetapi langsung ke petani awalnya dulu merupakan ide yang disampaikan oleh Bapak Bayu Krisnamurthi sewaktu dulu beliau menjabat sebagai Wakil Menteri Pertanian dan masih menjadi pembahasan penting sampai saat ini.

PSEKP dalam hal ini berperan dalam mendukung jalannya program subsidi pupuk, di mana subsidi pupuk masih sangat diperlukan. Hasil data BPS ST 2013 menunjukkan bahwa petani masih membutuhkan subsidi pupuk. Salah satu indikatornya dilihat dari data bentuk bantuan yang diperlukan petani dari Pemerintah, di mana petani yang menyatakan memerlukan bantuan Pemerintah dalam bentuk subsidi pupuk adalah sebesar 63,4%.


Untuk mendukung pengalokasian subsidi pupuk secara merata diberikan beberapa mekanisme, yakni penyempurnaan/akurasi RDKK, administrasi yang tertib oleh pengecer (pencatatan distribusi pupuk dan alokasi distribusi subsidi pupuk ke petani yang sesuai dengan RDKK), serta pengawasan di daerah dan dilakukan perubahan kebijakan melalui Permentan No. 69/SR.310/12/2016 untuk memperlancar alokasi distribusi pupuk. Setelah gagalnya tiga jenis uji coba sistem subsidi distribusi pupuk seperti penyaluran sistem pupuk terpadu (2014), penyaluran pupuk sistem Smart Card (2006-2009), dan subsidi pupuk langsung ke petani (2010),  sistem subsidi  dan  distribusi pupuk bersubsidi secara tertutup melalui RDKK yang berlaku dinilai paling baik dan manageable.

Mekanisme lain yang saat ini sedang diujicobakan adalah Subsidi Langsung Pupuk (SLP) oleh Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, yakni uji coba sistem IT (Kartu Petani). Uji coba sistem IT/Kartu Petani perlu diperluas dalam rangka mencari sistem yang dapat mempermudah proses perencanaan, penyaluran, pengawasan, dan pertanggungjawaban subsidi pupuk. Sistem ini juga harus didukung oleh data petani yang selalu diperbaharui (update), penguatan SD dan IT  (pemanfaatan e-RDKK dan tenaga admin updating, serta waktu transfer subsidi yang tepat ke petani (dipastikan sebelum musim tanam dengan memperhatikan variasi waktu tanam antardaerah).
Sumber : http://pse.litbang.pertanian.go.id

Kamis, 15 Juni 2017

Jenis Tanaman Jagung Menurut Para Ahli Botani

Berdasarkan tujuan penggunaan atau pemanfaatannya, komoditas jagung di Indonesia dibedakan atas jagung untuk bahan pangan, jagung untuk bahan industri pakan, jagung untuk bahan industri olahan, dan jagung untuk bahan tanaman atau disebut benih. Masing-masing jenis bahan tersebut memiliki nilai ekonomi yang berarti.

Jagung sebagai bahan pangan, dapat dikonsumsi langsung maupun perlu pengolahan seperti jagung rebus, bakar, maupun dimasak menjadi nasi. Sebagai bahan pakan ternak, biji pipilan kering digunakan untuk pakan ternak bukan ruminan seperti ayam, itik, puyuh, dan babi, sedangkan seluruh bagian tanaman (brangkasan) jagung atau limbah jagung, baik yang berupa tanaman jagung muda maupun jeraminya dimanfaatkan untuk pakan ternak ruminansia. Selain itu, jagung juga berpotensi sebagai bahan baku industri makanan, kimia farmasi dan industri lainnya yang mempunyai nilai tinggi, seperti tepung jagung, gritz jagung, minyak jagung, dextrin, gula, etanol, asam organik, dan bahan kimia lain. Disamping itu, bahan tanaman jagung yang umum disebut benih, merupakan bagian terpenting dalam suatu proses produksi jagung itu sendiri.

Plasma nutfah tanaman jagung yang tumbuh di dunia mempunyai banyak jenis. Para ahli botani dan pertanian mengklasifikasikan tanaman jagung berdasarkan sifat endosperma (kernel) sebagai berikut.

Biji Jagung Berdasarkan Sifat Endosperma
Berdasarkan penampilan dan tekstur biji (kernel), jagung diklasifikasikan ke dalam 7 tipe yaitu
1.    Jagung mutiara (flint corn) – Zea mays indurata
Biji jagung tipe mutiara berbentuk bulat, licin, mengkilap dan keras karena bagian pati yang keras terdapat di bagian atas dari biji. Pada waktu masak, bagian atas dari biji mengkerut bersama-sama, sehingga menyebabkan permukaan biji bagian atas licin dan bulat. Pada umumnya varietas lokal di Indonesia tergolong ke dalam tipe biji mutiara. Sekitar 75% dari areal pertanaman jagung di Pulau Jawa bertipe biji mutiara. Tipe biji ini disukai oleh petani karena tahan hama gudang.

2.    Jagung gigi kuda (dent corn) – Zea mays identata
Bagian pati keras pada tipe biji dent berada di bagian sisi biji, sedangkan pati lunaknya di tengah sampai ke ujung biji. Pada waktu biji mengering, pati lunak kehilangan air lebih cepat dan lebih mengkerut dari pada pati keras, sehingga terjadi lekukan (dent) pada bagian atas biji. Tipe biji dent ini bentuknya besar, pipih dan berlekuk. Jagung hibrida tipe dent adalah tipe jagung yang populer di Amerika dan Eropa. Di Indonesia, terutama di Jawa, kira-kira 25% dari jagung yang ditanam bertipe biji semi dent (setengah gigi kuda).

3.    Jagung manis (sweet corn) – Zea mays saccharata
Bentuk biji jagung manis pada waktu masak keriput dan transparan. Biji jagung manis yang belum masak mengandung kadar gula lebih tinggi dari pada pati. Sifat ini ditentukan oleh satu gen sugary (su) yang resesif. Jagung manis umumnya ditanam untuk dipanen muda pada saat masak susu (milking stage).

4.    Jagung berondong (pop corn) – Zea mays everta
Pada tipe jagung pop, proporsi pati lunak dibandingkan dengan pati keras jauh lebih kecil dari pada jagung tipe flint. Biji jagung akan meletus kalau dipanaskan karena mengembangnya uap air dalam biji. Volume pengembangannya bervariasi (tergantung pada varietasnya), dapat mencapai 15-30 kali dari besar semula. Hasil biji jagung tipe pop pada umumnya lebih rendah daripada jagung flint atau dent.

5.    Jagung tepung (floury corn) -Zea mays amylacea
Zat pati yang terdapat dalam endosperma jagung tepung semuanya pati lunak, kecuali di bagian sisi biji yang tipis adalah pati keras. Pada umumnya tipe jagung floury ini berumur dalam (panjang) dan khususnya ditanam di dataran tinggi Amerika Selatan (Peru dan Bolivia).

6.    Jagung ketan (waxy corn) – Zea mays ceratina
Endosperma pada tipe jagung waxy seluruhnya terdiri dari amylopectine, sedangkan jagung biasa mengandung ± 70% amylopectine dan 30% amylose. Jagung waxy digunakan sebagai bahan perekat, selain sebagai bahan makanan.

7.    Jagung pod (pod corn) – Zea mays tunicata
Setiap biji jagung pod terbungkus dalam kelobot, dan seluruh tongkolnya juga terbungkus dalam kelobot. Endosperma bijinya mungkin flint, dent, pop, sweet atau waxy.

Dari ketujuh jagung tersebut, jagung mutiara (flint corn) dan semi gigi kuda (dent corn), serta jagung manis (sweet corn) yang banyak dibudidayakan di Indonesia.

Klasifikasi Jagung Berdasarkan Umur Tanaman
Kelompok varietas tanaman jagung berdasarkan umur tanamannya terbagai menjadi tiga seperti dijelaskan dibawah ini :
1.      Varietas Berumur Pendek (Genjah) : umur panennya berkisar antara 70 – 80 hari setelah tanam (HST). Contoh : varietas Medok, Madura, Kodok, Putih Nusa, Impa Kina, dan Abimayu.
2.        Varietas Berumur Sedang (Medium) : umur panennya berkisar antara 80 – 100 HST. Contoh : varietas Panjalinan, Bromo, Arjuna, Sadewa, Parikesit, Hibrida C-1 dan CPI-1.
3.      Varietas Berumur Panjang (Dalam) : umur panennya berkisar antara 80 – 110 HST. Contoh : varietas Harapan, Metro, Pandu, Bima dan Composit-2.

Klasifikasi Jagung Berdasarkan Tempat Penanaman
Tanaman jagung dapat tumbuh di dataran rendah sampai dataran tinggi. Berdasarkan ketinggian tempat penanaman, jagung dibedakan menjadi dua kelompok varietas sebagai berikut :
1.      Varietas jagung dataran rendah : dapat tumbuh dan berproduksi baik di daerah yang mempunyai ketinggian kurang dari 1.000 m dpl. Contoh : varietas Harapan, Arjuna, Sadewa, Parikesit, Bromo, Abimayu, Kalingga dan Wiyasa.
2.      Varietas jagung dataran tinggi : dapat tumbuh dan berproduksi baik di daerah yang mempunyai ketinggian lebih dari 1.000 m dpl. Contoh : varietas Bima, Pandu, Kania Putih, dan Baster Kuning.

Klasifikasi Jagung Berdasarkan Ketahanan Terhadap Hama dan Penyakit
Setiap varietas jagung memiliki ketahanan yang berbeda dengan varietas lain terhadap serangan hama dan penyakit. Berdasarkan sifat ketahanan tersebut tanaman jagung dapat dibedakan menjadi empat jenis varietas :
1.      Varietas yang Tahan (Resisten) : varietas yang tahan (tetap tumbuh dan berproduksi dengan baik) apabila dalam keadaan hama dan penyakit berkembang dengan baik serta merupakan tanaman yang jagungnya terserang kurang dari 10%. Contoh : C-1, Pioneer-1, Pioneer-2, Sadewa, Semar-1 dan Semar-2.
2.      Varietas yang Toleran : varietas yang toleran terhadap hama dan penyakit ditandai dengan kemampuan varietas jagung yang hanya terserang 11%-25% pada saat hama dan penyakit berkembang dengan baik. Contoh : DMR 5, C1, C2, dan IPB-4.
3.      Varietas Setengah Toleran : tanaman yang ditandai dengan kemampuan terserang antara 26%-50% oleh hama dan penyakit pada saat organisme tersebut berkembang dengan baik. Cotohnya : semua varietas jagung unggul.
4.      Varietas Peka : tanaman yang ditandai dengan kemampuan terserang lebih dari 50% pada waktu organisme tersebut berkembang biak. Contohnya : varietas Metro.

Klasifikasi Jagung Berdasarkan Pembentukannya
Tanaman jagung adalah tanaman yang menyerbuk silang, artinya sebagian besar (± 95%) penyerbukannya berasal dari tanaman lain. Pada umumnya tanaman menyerbuk silang atau bersari bebas, susunan genetik antar satu tanaman dengan yang lain dalam suatu varietas akan berlainan. Oleh sebab itu sifat-sifat pada tanaman menyerbuk silang akan menunjukkan suatu varietas yang besar. Walaupun demikian, varietas tersebut masih menunjukkan sifat-sifat yang dapat diukur, seperti tinggi tanaman, bentuk tongkol, tipe biji, warna biji dan sebagianya. Varietas yang telah mengalami seleksi dan adaptasi pada suatu lingkungan akan menunjukkan suatu keseragaman fenotipe yang dapat dibedakan dengan varietas lain. Pada dasarnya varietas jagung digolongkan ke dalam dua golongan varietas berikut.
1.      Varietas bersari bebas (non hibrida atau Open Pollinated Variety / OPV)
2.      Varietas hibrida

Jagung Hibrida BISI - 2
SK Menteri No : 589/Kpts/TP.240/9/95.
- Pertumbuhan tanaman tegak, seragam dan tahan roboh.- Tahan terhadap serangan penyakit bulai, karat daun dan bercak daun.- Dapat menghasilkan dua tongkol pertanaman yang sama besar.- Rendemen sangat tinggi yaitu 83%, karena memiliki ukuran janggel kecil, dengan tongkol besar dan silindris.- Tongkol tertutup rapat sehingga serangan busuk buah berkurang.- Populasi tanaman sekitar 62.000 per ha.- Kebutuhan benih sekitar 15 kg per ha.- Dapat dipanen umur 103 hari setelah tanam.- Potensi hasil 13 ton per ha pipil kering.



Jagung Hibrida BISI - 3
SK. Menteri No : 835/Kpts/TP.240/11/96.
- Pertumbuhan tanaman kuat, kokoh dan tahan roboh dengan
bentuk daun tegak.
- Warna daun hijau gelap.- Tahan terhadap serangan penyakit bulai, karat daun dan busuk batang.- Rendemen cukup tinggi karena ukuran janggelnya kecil.- Tongkol tertutup dengan sempurna.- Panjang tongkol antara 22—25 cm.- Panen dapat dilakukan sekitar 95 hari setelah tanam.- Potensi hasil sekitar 9,7 ton pipil kering per ha.- Kebutuhan benih sekitar 20 kg per ha.
Jagung Hibrida BISI - 5
SK. Menteri No : 711/Kpts/TP.240/8/98.- Pertumbuhan tanaman tegak, seragam dan tahan roboh.- Kemampuan beradaptasi cukup luas baik didataran rendah menengah maupun dataran tinggi.- Sangat tahan terhadap serangan penyakit bulai, karat daun dan bercak daun.- Rendemen sangat tinggi yaitu sekitar 83%, karena memiliki janggel kecil dan biji penuh.- Tongkol tertutup rapat dengan baik.- Sangat cocok dipanen muda untuk konsumsi jagung muda.- Siap dipanen pada umur sekitar 97 hari setelah tanam, dengan potensi hasil sekitar 11,7 ton pipil kering per ha.- Kebutuhan benih sekitar 20 kg perha.
Jagung Hibrida BISI - 7
SK. Menteri No : 713/Kpts/TP.240/8/98.
- Pertumbuhan tanaman tegap, seragam dan tahan roboh.- Tahan terhadap serangan penyakit bulai, karat daun dan
bercak daun.
- Warna daun hijau tua dengan posisi daun tegak.- Tongkol jagung tertutup dengan baik.- Kemampuan beradaptasi sangat luas baik pada dataran
rendah, menengah maupun dataran tinggi.
- Potensi hasil sekitar 10,4 ton pipil kering perha.- Panen dapat dilakukan pada umur 98 hari setelah tanam.

Kamis, 18 Mei 2017

Green Newspaper, Koran yang dapat ditanam dan berbunga

Jepang selalu selangkah lebih maju daripada negara lainnya. Yang terbaru, mereka menciptakan koran yang jika tidak digunakan dan ditanam, dapat menumbuhkan tanaman.

Koran tersebut dinamakan Green Newspaper. Bila tidak lagi digunakan, Anda cukup merobek kertas koran menjadi bagian kecil kemudian menanamnya di tanah. Siram sedikit dan sinari dengan cahaya matahari, niscaya beberapa hari kemudian tanaman akan tumbuh dari koran tersebut.
Green Newspaper memang bukan koran sembarangan. Di dalamnya, terdapat benih-benih mikro yang membuatnya tumbuh menjadi bunga cantik bila ditanam.
Melansir dari Mynewshub, Dentsu Inc merupakan perusahaan di balik koran menakjubkan tersebut. Tujuan perusahaan periklanan ini adalah ingin membuat bumi lebih hijau dan pada saat bersamaan mengurangi polusi lingkungan.
Green Newspaper mendapat sambutan yang sangat baik dari masyarakat Jepang. Koran ini telah terjual lebih dari empat juta eksemplar per hari sekaligus meraup keuntungan hingga 80 juta yen.

Melihat manfaatnya yang besar, penggunaan Green Newspaper pun melibatkan sekolah-sekolah. Tentu saja tujuannya untuk meningkatkan kesadaran anak tentang masalah lingkungan dan mendidik mereka tentang pentingnya daur ulang.

Selasa, 16 Mei 2017

Tanaman Hibrida Adalah Tanaman Yang Tahan Terhadap Hama, Tanaman Pengganggu, Iklim dan Lingkungan

Tanaman hibrida merupakan sebuah tanaman yang dapat mudah sekali beradaptasi terhadap lingkungan maupun terhadap iklim. Tanaman hibrida ini juga akan tahan terhadap berbagai jenis hama dan tanaman yang menggangu.
Untuk keunggulan sendiri pada tanaman hibrida ini ialah hasil yang didapatkan pun akan lebih tinggi dari jenis lainnya. Hal ini dikarenakan tanaman hibrida ialah termasuk jenis tanaman yang telah dikembangkan melalui beberapa teknik.

Pengertian Hibrida

Tanaman hibrida ialah termasuk jenis generasi pertama tanaman yang diperoleh dari hasil persilangan tanaman yang berbeda jenis. Tanaman hibrida kemudian dikembangkan lagi sampai tercipta verietas hibrida yang biasa digunakan sebagai benih tanaman.
Dalam hal ini sesuai dengan penjelasan diatas, maka tanaman hibrida merupaka hasil dari persilangan indukan dalam satu marga untuk memunculkan sifat-sifat unggulan. Sifat-sifat unggulan yang dimaksud seperti ketahanan terhadap suatu jenis penyakit tertentu, hasil produksi yang melimpah, tanaman yang kuat dan lain sebagainya.
Selain itu, tujuan pembentukan tanaman hibrida ialah untuk menghasilkan populasi yang superior, juga perbaikan terhadap kualitas populasi suatau tanaman.

Mekanisme Pembentukan Hibrida

Varietas hibrida merupakan generasi pertama “F1” hasil persilangan antara tetua yang berupa galur inbrida atau varietas bersari bebas yang berbeda genotipe. Hal yang perlu dilakukan dalam pemuliaan varietas hibrida ialah pembuatan galur inbrida.
Yakni galur tetua yang homozigot yang dalam hal ini melalui silang dalam “inbreeding” pada tanaman menyerbuk silang. Dalam pembuatan varietas hibrida dua galur yang homozigot disilangkan dan diperoleh generasi F1 yang heterozigot, yang kemudian ditanam sebagai varietas hibrida.
Terdapat tiga langkah dalam pembentukan varietas hibrida yang diantaranya yaitu:
  • Membentuk galur inbrida, yang secara normal dengan melakukan beberapa generasi silang dalam “inbreeding” pada spesies tanaman menyerbuk silang.
  • Penilaian galur inbreeding berdasarkan uji daya gabung umum dan daya gabung khusus untuk menentukan kombinasi-kombinasi varietas hibrida.
  • Menyilangkan pasangan galur murni yang tidak berkerabat untuk membentuk varietas hibrida F1.

Macam-Macam Pembentukan Hibrida

Macam-macam pembentukan hibrida yang sudah digunakan secara komersial yaitu hibrida silang tunggal “single cross hybrid”, hibrid silang ganda “double cross hybrid” dan hibrida silang tiga “three-way cross hybrid”.

Hibrida Silang Tunggal “Single Cross Hybrid”

Hibrida silang tunggal ialah hibrida dari persilangan antara dua galur murni yang tidak berhubungan satu sama lain. Silang tunggal yang superior mendapatkan kembali vigor dan produktivitas yang hilang saat penyerbukan sendiri serta akan lebih vigor dan produktif dibandingkan dengan tetuanya.
Disamping memiliki hasil yang tinggi, hibrida silang tunggal lebih seragam dan produksi benihnya relatif lebih mudah dibandingkan dengan hibrida silang tiga galur dan silang ganda.

Hibrida Silang Ganda “Double Cross Hybrid”

Hibrida silang ganda ialah progeni hibrida dari persilangan antara dua silang tunggal. Silang ganda melibatkan empat murni yang tidak berhubungan satu sama lain. Pasangan galur murni disilangkan sehingga membentuk dua silang tunggal kemudian disilangkan untuk menghasilkan silang ganda. Hibrida silang ganda yang dihasilkan dari galur murni A, B, C dan D dapat ditulis sebagai “A X B” X “C x D “.

Hibrida Silang Tiga “Three-Way Cross Hybrid”

Hibrida silang tiga ialah hibrida dari persilangan antara silang tunggal dengan satu galur murni, yang ketiga galur tidak berhubungan sehingga dengan satu galur murni. Yang ketiga galur murni tidak berhubungan yang sehingga lebih berbeda secara genetik dan penampilannya lebih beragam. Hibrida silang tiga yang dihasilkan dari galur murni A, B dan C dapat ditulis sebagai “A X B” X C.

Keunggulan Dan Kelebihan Tanaman Hibrida

Keunggulan dan kekurangan tanaman varietas hibrida secara garis besar peningkatan produktivitas tanaman seperti program varietas unggul hibrida ini, pada umumnya merupakan tujuan peningkatan produktivitas berptensi menguntungkan secara ekonomi.
Bagi petani, peningkatan produktivitas diharapkan dapat menkonpensasi biaya produksi yang telah dikeluarkan. Peningkatan produktivitas “daya hasil per satuan” diharapkan akan dapat meningkatkan produksi secara nasional.
Program varietas hibrida ini, umumnya dipilih karena telah teruji kualitasnya dan memiliki daya tumbuh yang berstandar internasional. Benih hibrida memiliki vigor lebih baik dan dapat menghasilkan tanaman dengan pertumbuhan dalam waktu panen yang lebih seragam.
Benih hibrida memiliki kemampuan untuk adaptasi luas baitu itu dalam hal iklim maupun kondisi tanah tertentu. Benih yang diproses masih diberikan perlakukan pestisida sehingga sangat jelas bahwa benih tersebut terlindungi dari hama dan tahan penyakit. Produktivitas benih hibrida bisa lebih tinggi dibandung benih lokal produktivitas rendah bahkan mencapai dua kali lipat.
Kelebihannya yaitu:
  • Produktivitas lebih tinggi.
  • Sifat-sifatnya lebih unggul.
  • Tanaman/buah/tongkol seragam.
  • Lebih terjamin kualitasnya.
  • Lebih tahan terhadap hama dan penyakit.
Demikianlah pembahasan mengenai Pengertian Tanaman Hibrida Beserta Keunggulannya semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan anda semua, terima kasih banyak atas kunjungannya.

Sumber : http://www.dosenpendidikan.com

Jumat, 12 Mei 2017

Penyakit Tanaman Cabai Dan Cara Menanggulanginya

Menanam cabe adalah salah satu kegiatan yang membutuhkan pengetahuan dan teknik agar mendapatkan hasil yang maksimal. Hama dan penyakit yang begitu kompleks pada tanaman cabe mengharuskan para petani untuk belajar dan terus belajar.
Pengamatan dan pencegahan harus selalu dilakukan, sebab jika terlambat serangan hama dan penyakit sulit untuk di kendalikan. Penanganan penyakit tanaman cabe sejak dini adalah cara yang paling tepat untuk mengendalikan serangan hama dan penyakit pada tanaman cabe. Sejak penyemaian, persiapan lahan, penanaman, perawatan sampai masa panen petani harus betul-betul serius mempelajari segala aspek tentang tanaman cabe.

Penyakit cabe busuk buah

Untuk penyakit busuk buah kering (Antraknosa) yang disebabkan cendawan, gunakan fungisida seperti Antracol. Dosis dan aplikasi masing-masing obat tersebut dapat dilihat pada labelnya.
 Adapun jenis-jenis penyakit yang banyak menyerang cabai antara lain antraks atau patek yang disebabkan oleh cendawan Colletotricum capsici dan Colletotricum piperatum, bercak daun (Cercospora capsici) , dan yang cukup berbahaya ialah keriting daun (TMV, CMVm, dan virus lainnya).
Gejala serangan antraks atau patek ialah bercak – bercak pada buah, buah kehitaman dan membusuk, kemudian rontok.


Penyakit cabe keriting daun

Gejala serangan keriting daun adalah:
• bercak daun ialah bercak-bercak kecil yang akan melebar
• Pinggir bercak berwama lebih tua dari bagian tengahnya. Pusat bercak ini sering robek atau berlubang.
• Daun berubah kekuningan lalu gugur.
• Serangan keriting daun sesuai namanya ditandai oleh keriting dan mengerutnya daun, tetapi keadaan tanaman tetap sehat dan segar.

Cara mengatasi kriting pada cabe

Selain penyakit keriting daun, penyakit lainnya dapat dicegah dengan penyemprotan fungisida Dithane M 45, Antracol, Cupravit, Difolatan. Konsentrasi yang digunakan cukup 0,2-0,3%. Bila tanaman diserang penyakit keriting daun maka tanaman dicabut dan dibakar. Pengendalian keriting daun secara kimia masih sangat sulit.

Penyakit Layu Cabe

Penyakit layu cabe disebabkan oleh bakteri layu. Penyebaran penyakit layu bakteri dapat melalui benih, bibit, bahan tanaman yang sakit, residu tanaman, irigasi (air), serangga, nematoda dan alat-alat pertanian. Bakteri layu biasanya menghebat pada tanaman cabai di dataran rendah. Gejala kelayuan tanaman cabai terjadi mendadak, dan akhirnya menyebabkan kematian tanaman dalam beberapa hari kemudian. Bakteri layu menyerang sistem perakaran tanaman cabai. Bila pangkal batang cabai yang diserang, dipotong atau dibelah, kemudian direndam dalam gelas berisi air bening, maka setelah beberapa menit digoyang-goyangkan akan keluar cairan berwarna coklat susu atau berkas pembuluh batangnya berwarna coklat berlendir (slime bakteri). Gejala yang dapat diamati secara visual pada tanaman cabai adalah kelayuan tanaman mulai dari bagian pucuk, kemudian menjalar ke seluruh bagian tanaman. Daun menguning dan akhirnya mengering serta rontok. Penyakit bakteri layu dapat menyerang tanaman cabai pada semua tingkatan umur, tetapi paling peka adalah tanaman muda atau menjelang fase berbunga maupun berbuah.

Cara mengatasi penyakit layu cabe

Perlakuan benih atau bibit sebelum tanam dengan cara direndam dalam bakterisida Agrimycin atau Agrept 0,5 gr/lt selama 5-15 menit.
Perbaikan drainase tanah di sekitar kebun agar tidak becek atau menggenang.

Pencabutan tanaman yang sakit agar tidak menular ke tanaman yang sehat.
Penggunaan bakterisida Agrimycin atau Agrept dengan cara disemprotkan atau dikocor di sekitar batang tanaman cabai tersebut yang diperkirakan terserang bakteri P. solanacearum.

Pengelolaan (manajemen) lahan, misalnya dengan pengapuran tanah ataupun pergiliran tanaman yang bukan famili Solanaceae

Layu Fusarium (Fusarium oxysporum Sulz.)
Layu Fusarium disebabkan oleh organisme cendawan bersifat tular tanah. Biasanya penyakit ini muncul pada tanah-tanah yang ber pH rendah (masam). Gejala serangan yang dapat diamati adalah terjadinya pemucatan warna tulang-tulang daun di sebelah atas, kemudian diikuti dengan merunduknya tangkai-tangkai daun; sehingga akibat lebih lanjut seluruh tanaman layu dan mati. Gejala kelayuan tanaman seringkali sulit dibedakan dengan serangan bakteri layu (P. solanacearum). Untuk membuktikan penyebab layu tersebut dapat dilakukan dengan cara memotong pangkal batang tanaman yang sakit, kemudian direndam dalam gelas berisi air bening (jernih). Biarkan rendaman batang tadi sekitar 5-15 menit, kemudian digoyang-goyangkan secara hati-hati. Bila dari pangkal batang keluar cairan putih dan terlihat suatu cincin berwarna coklat dari berkas pembuluhnya, hal itu menandakan adanya serangan Fusarium.

Cara mengatasi penyakit layu Fusarium

Perlakuan benih atau bibit dengan cara direndam dalam larutan fungisida sistemik, misalnya Benlate ataupun Derosal 0,5-1,0 gr/lt air selama 10-15 menit.
Pengapuran tanah sebelum tanam dengan Dolomit atau Captan (Calcit) sesuai dengan angka pH tanah agar mendekati netral.

Pencabutan tanaman yang sakit agar tidak menjadi sumber infeksi bagi tanaman yang sehat.
Pengaturan pembuangan air (drainase), dengan cara pembuatan bedengan yang tinggi, terutama pada musim hujan.

Penyiraman larutan fungisida sistemik seperti Derosal, Anvil, Previcur N dan Topsin di sekitar batang tanaman cabai yang diduga sumber atau terkena cendawan.

Bercak Daun dan Buah pada tanaman Cabe


Bercak daun dan buah cabai sering disebut penyakit Antraknose atau “patek”. Penyakit ini menjadi masalah utama di musim hujan. Disebabkan oleh cendawan Gloesporium piperatum Ell. et. Ev dan Colletotrichum capsici. Cendawan G. piperatum umumnya menyerang buah muda dan menyebabkan mati ujung. Gejala serangan penyakit ini ditandai dengan terbentuknya bintik-bintik kecil kehitaman dan berlekuk, serta tepi bintik berwarna kuning. Di bagian lekukan akan terus membesar dan memanjang yang bagian tengahnya berwarna gelap. Cendawan C. capsici lebih sering menyebabkan buah cabai membusuk. Gejala awal serangan ditandai dengan terbentuknya bercak coklat-kehitaman pada buah, kemudian meluas menjadi busuk-lunak. Pada bagian tengah bercak terdapat titik-titik hitam yang merupakan kumpulan dari konidium cendawan. Serangan yang berat menyebabkan buah cabai mengkerut dan mengering menyerupai “mummi” dengan warna buah seperti jerami.

Cara mengatasi penyakit Cabe Bercak Daun dan Buah cabe

Perlakuan benih, yaitu direndam dalam larutan fungisida berbahan aktif Benomyl atau Thiram, misalnya Benlate pada dosis 0,5/lt, ataupun berbahan aktif Captan (Orthocide) dengan dosis 1 gr/lt. Lamanya perendaman benih antara 4-8 jam.
Pengaturan jarak tanam yang sesuai sehingga kondisi kebum tidak terlalu lembab. Pada musim kemarau dapat menggunakan jarak tanam 50 x 70 cm, sedangkan di musim hujan 60 x 70 cm ataupun 65 x 70 cm, baik sistem segi empat atau segi tiga zig-zag.
Pembersihan (sanitasi) lingkungan yaitu dengan cara menyiang gulma atau sisa-sisa tanaman yang ada di sekitar kebun agar tidak menjadi sarang hama dan penyakit.
Buah cabai yang sudah terserang penyakit dikumpulkan, kemudian dimusnahkan (dibakar).

Penyemprotan dengan fungisida seperti Kasumin 2 cc/lt, Difolatan 4 cc/lt, Phycozan, Dithane M-45, Daconil, Topsin, Antracol dan Delsen. Fungisida-fungisida tersebut efektif menekan Antraknosa.
Rotasi tanaman, yakni pergiliran tanaman yang bukan famili Solanaceae (tomat, kentang, terung, tambakau). Tujuan rotasi tanaman ini adalah untuk memotong siklus hidup cendawan penyebab penyakit Antraknosa.
Bercak Daun Cabe Penyebab penyakit bercak daun adalah cendawan Cercospora capsici. Gejala serangan penyakit ditandai dengan bercak-bercak bulat kecil kebasah-basahan. Berikutnya bercak akan meluas dengan garis tengah + 0,5 cm. Di pusat bercak nampak berwarna pucat sampai putih dengan tepinya berwarna lebih tua. Serangan yang berat (parah) dapat menyebabkan daun menguning dan gugur, ataupun langsung berguguran tanpa didahului menguningnya daun. Pengen-dalian penyakit ini dapat dilakukan dengan cara menjaga kebersihan kebun, dan disemprot fungisida seperti Topsin, Velimek, dan Benlate secara berselang-seling.

Bercak Alternaria

Penyebab penyakit bercak Alternaria adalah cendawan. Gejala serangan penyakit ini adalah ditandai dengan timbulnya bercak-bercak coklat-tua sampai kehitaman dengan lingkaran-lingkaran konsentris. Bercak-bercak ini akan membesar dan bergabung menjadi satu. Serangan penyakit bercak Alternaria dimulai dari daun yang paling bawah, dan kadang-kadang juga menyerang pada bagian batang. Pengendalian penyakit bercak Alternaria antara lain dengan cara menjaga kebersihan kebun, dan disemprot fungisida seperti Cupravit, Dithane M-45 dan Score, secara berselang-seling.


Penyakit Busuk Daun dan Buah cabe

Penyakit busuk daun dapat pula menyebabkan busuk buah cabai. Gejala serangan nampak pada daun yaitu bercak-bercak kecil di bagian tepinya, kemudian menyerang seluruh batang. Batang tanaman cabai juga dapat diserang oleh penyakit ini, ditandai dengan gejala perubahan warna menjadi kehitaman. Buah-buah cabai yang terserang menunjukkan gejala awal bercak-bercak kebasahan, kemudian meluas ke arah sumbu panjang, dan akhirnya buah akan terlepas dari kelopaknya karena membusuk. Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan cara pengaturan jarak tanam yang baik, yaitu di musim hujan idealnya 70 x 70 cm, mengumpulkan buah cabai yang busuk untuk dimusnahkan, dan disemprot fungisida seperti Sandovan MZ, Kocide atau Polyram secara berselang-seling.


Virus Pada tanaman cabe

Penyakit virus pada tanaman cabai di pulau Jawa dan Lampung ditemukan adanya Cucumber Mosaic Virus (CMV), Potato Virus Y (PVY), Tobacco Etch Virus (TEV), Tobacco Mosaic Virus (TMV), Tobacco Rattle Virus (TRV), dan juga Tomato Ringspot Virus (TRSV).
Gejala penyakit virus yang umum ditemukan adalah daun mengecil, keriting, dan mosaik yang diduga oleh TMV, CMV dan TEV. Penyebaran virus biasanya dibantu oleh serangga penular (vektor) seperti kutu daun dan Thrips. Tanaman cabai yang terserang virus seringkali mampu bertahan hidup, tetapi tidak menghasilkan buah.


Pengendalian penyakit virus pada tanaman cabe

a. Pemberantasan serangga vektor (penular) seperti Aphids dan Thrips dengan semprotan insektisida yang efektif.
b. Tanaman cabai yang menunjukkan gejala sakit dan mencurigakan terserang virus dicabut dan dimusnahkan.
c. Melakukan pergiliran (rotasi) tanaman dengan tanaman yang bukan famili Solanaceae.


Pengamatan Hama & Penyakit Tanaman cabe

a. Penyakit pada tanaman cabai

· Rebah semai (dumping off), gejalanya tanaman terkulai karena batang busuk , disebabkan oleh cendawan Phytium sp. & Rhizoctonia sp. Cara pengendalian: tanaman yg terserang dibuang bersama dengan tanah, mengatur kelembaban dengan mengurangi naungan dan penyiraman, jika serangan tinggi siram GLIO 1 sendok makan (± 10 gr) per 10 liter air.
· Embun bulu, ditandai adanya bercak klorosis dengan permukaan berbulu pada daun atau kotil yg disebabkan cendawan Peronospora parasitica. Cara mengatasi seperti penyakit rebah semai.
· Kelompok Virus, gejalanya pertumbuhan bibit terhambat dan warna daun mosaik atau pucat. Gejala timbul lebih jelas setelah tanaman berumur lebih dari 2 minggu. Cara mengatasi; bibit terserang dicabut dan dibakar, semprot vektor virus dengan BVR atau PESTONA.


b. Hama pada tanaman cabai

· Kutu Daun Persik (Aphid sp.), Perhatikan permukaan daun bagian bawah atau lipatan
pucuk daun, biasanya kutu daun persik bersembunyi di bawah daun. Pijit dengan jari koloni kutu yg ditemukan, semprot dengan BVR atau PESTONA.
· Hama Thrip parvispinus, gejala serangan daun berkerut dan bercak klorosis karena cairan daun diisap, lapisan bawah daun berwarna keperak-perakan atau seperti tembaga. Biasanya koloni berkeliaran di bawah daun. Pengamatan pada pagi atau sore hari karena hama akan keluar pada waktu teduh. Serangan parah semprot dengan BVR atau PESTONA untuk mengurangi penyebaran.
· Hama Tungau (Polyphagotarsonemus latus). Gejala serangan daun berwarna kuning kecoklatan menggulung terpuntir ke bagian bawah sepanjang tulang daun. Pucuk menebal dan berguguran sehingga tinggal batang dan cabang. Perhatikan daun muda, bila menggulung dan mengeras itu tandanya terserang tungau. Cara mengatasi seperti pada Aphis dan Thrip


Penyakit Fisiologis Pada tanaman cabe

Merupakan keadaan suatu tanaman menderita sakit atau kelainan, tetapi penyebabnya bukan oleh mikroorganisme. Beberapa contoh penyakit fisiologis pada tanaman cabai yang paling sering ditemukan adalah kekurangan unsur hara Kalsium (Ca), dan terbakarnya buah cabai akibat sengatan sinar matahari, terutama pada cabai Paprika. Tanaman cabai yang kekurangan unsur Ca akan menunjukkan gejala pada buahnya terdapat bercak hijau-gelap, kemudian menjadi lekukan bacah coklat kehitam-hitaman. Jaringan di tempat bercak menjadi rusak sampai ke bagian dalam buah. Bentuk buah cabai menjadi pipih dan berubah warna lebih awal (sebelum waktunya). Biasanya kekurangan Ca pada stadium buah rusak akan diikuti tumbuhnya cendawan. Usaha pencegahan kekurangan Ca dapat dilakukan dengan cara pengapuran sewaktu mengolah tanah, diikuti pemupukan berimbang, dan pengairan kebun secara merata. Bila tanaman cabai atau paprika sedang produktif berbuah tetapi baru diketahui kekurangan Ca, maka dapat disemprot dengan pupuk daun yang banyak mengandung unsur Ca, seperti Growmore Kalsium. Cabai paprika tidak tahan terhadap sinar matahari, sehingga bila mengenai permukaan buah akan menyebabkan terbakarnya kulit dan bagian dalam buah. Gejala yang nampak di bagian luar adalah warna kulit buah berubah menjadi keputih-putihan hingga kecoklatan dan mengkerut. Meskipun tidak menjadi busuk basah, tetapi warna buah menjadi jelek dan kualitasnya menurun (rendah). Pengendalian terhadap sengatan sinar matahari adalah melindungi tanaman dengan sungkup beratapkan plastik transparan (bening). Menurut penelitian, fungsi naungan plastik bening selain dapat mengurangi (mereduksi) intensitas cahaya matahari, juga dapat mengurangi tingginya temperatur tanah dan defisit air; sehingga dapat meningkatkan kelembaban relatif tanah di sekitar pertanaman paprika. Di samping itu, pengaruh naungan plastik bening dapat meningkatkan hasil (bobot) buah total.
kembali ke atas

Panen dan Pasca Panen Cabe

Panen cabai yang ditanam didataran rendah lebih cepat dipanen dibandingkan dengan cabai dataran tinggi. Panen pertama cabai dataran rendah sudah dapat dilakukan pada umur 70 – 75 hari.
Sedang di dataran tinggi panen baru dapat dimulai pada umur 4-5 bulan. Setelah panen pertama, setiap 3-4 hari sekali dilanjutkan dengan panen rutin.
Biasanya pada panen pertama jumlahnya hanya sekitar 50 kg. Panen kedua naik hingga 100 kg. Selanjutnya 150, 200, 250, hingga 600 kg per hektar.
Setelah itu hasilnya menurun terus, sedikit demi sedikit hingga tanaman tidak produktif lagi.
Tanaman cabai dapat dipanen terus-menerus hingga berumur 6-7 bulan.
Cabai yang sudah berwama merah sebagian berarti sudah dapat dipanen. Ada juga petani yang sengaja memanen cabainya pada saat masih muda (berwarna hijau).
Pemetikan dilakukan dengan hati-hati agar percabangan/ tangkai tanaman tidak patah. Kriteria panennya saat ukuran cabai sudah besar, tetapi masih berwama hijau penuh.
Penentuan umur panen 
Umur panen cabe biasanya 70-90 hari tergantung varietasnya, yang ditandai dengan 60% cabe sudah berwarna merah. Untuk dijadikan benih maka cabe dipanen bila buah sudah menjadi merah semua.

KEUNTUNGAN PENGGUNAAN PLASTIK HITAM-PERAK

Mulsa plastik yang dianggap baik di daerah subtropis adalah yang berwarna hitam dengan ketebalan 50 mikron. Mulsa Plastik Hitam (MPH) sudah membudaya pada tanaman mentimun, tomat, strawberri dan kubis bunga. Adaptasi atau pengembangan teknologi sistem Mulsa Plastik dirintis oleh Jepang dan Taiwan yang memperkenalkan Mulsa Plastik Hitam Perak (MPHP). MPHP ini memiliki dua muka dan dua warna, yaitu muka pertama berwarna hitam dan muka kedua berwarna perak. Warna hitam untuk menutup permukaan tanah, warna perak sebagai permukaan atas tempat menanam suatu tanaman budidaya.


Keuntungan bertani sistem MPHP antara lain :

1. Pemberian pupuk dapat dilakukan sekaligus total sebelum tanam.
2. Warna hitam dari mulsa menimbul-kan kesan gelap sehingga dapat menekan rumput-rumput liar atau gulma.
3. Warna perak dari mulsa dapat memantulkan sinar matahari ; sehingga dapat mengurangi hama aphis, trips dan tungau, serta secara tidak langsung menekan serangan penyakit virus.
4. Menjaga tanah tetap gembur, suhu dan kelembaban tanah relatif tetap (stabil).
5. Mencegah tercucinya pupuk oleh air hujan, dan penguapan unsur hara oleh sinar matahari.
6. Buah cabai yang berada di atas permukaan tanah terhindar dari percikan air tanah sehingga dapat mengurangi resiko berjangkitnya penyakit busuk buah.
7. Kesuburan tanah karena pemupukan dapat merata, sehingga pertumbuhan dan produksi tanaman budidaya relatif seragam (homogen).
8. Praktis untuk melakukan sterilisasi tanah dengan menggunakan gas fumigan seperti Basamid-G, karena fungsi MPHP mempercepat proses pembentukan gas zat fumigan tanpa harus membeli plastik khusus.
9. Secara ekonomis penggunaan MPHP dapat mengurangi pekerjaan penyiangan dan penggemburan tanah, sehingga biaya pengadaan MPHP dapat dialokasikan dari biaya pemeliharaan tanaman tersebut.
10. Pada musim kering (kemarau), MPHP dapat menekan penguapan air dari dalam tanah, sehingga tidak terlalu sering untuk melakukan penyiraman (pengairan).